Channel9.id-Guatemala. Para warga Maya di Guatemala menghadang para ahli untuk menggali kuburan yang diyakini merupakan kuburan dari lebih dari 100 anak-anak dibantai dan dikubur secara diam-diam oleh para tentara pada saat perang saudara di tahun 1980an, Rabu (29/9/2021).
Upaya penelitian di desa Chiul yang berlokasi 120 km dari Kota Guatemala, dijadwalkan akan dimulai pada Selasa pagi tapi ditunda karena para warga menghalang-halangi para peneliti tanpa memberikan alasan yang jelas.
Baca juga: Pengadilan Guatemala Adili Enam Mantan Tentara Pelanggar HAM
Arnulfo Oxlaj menyebutkan kalau diantara orang-orang yang menghalangi-halangi proses penelitian ada mantan anggota militer negara yang dituduh telah melakukan pembantaian tersebut. Oxlaj sendiri merupakan salah satu orang yang selamat dalam pembantaian tersebut dan ia hadir pada saat peneliti ingin membongkar kuburan tersebut.
“Mereka berniat untuk menghalang-halangi keadilan,” ujarnya
Juru bicara militer Guatemala masih belum memberikan respon saat dimintai komentarnya. Saat terjadinya kekacauan tersebut, jurnalis lokal Jose Guarcas sempat ditahan oleh para warga.
Pembantaian tersebut, yang merupakan salah satu pembantaian yang menargetkan suku Maya pada saat perang saudara, terjadi pada tanggal 21 Mei 1988 di desa terpencil Chiul. Para saksi menuturkan kalau pasukan bersenjata menangkap ratusan warga dan membawa mereka ke markas militer, dimana disana anak-anak dipisahkan dari orang tuanya.
Menurut Oxlaj, 116 anak-anak yang berusia sekitar 2 sampai 15 tahun disiksa dan dilemparkan ke dalam sumur.
Sampai saat ini masih belum diketahui jumlah pasti para korban pembantaian tersebut maupun motif dibalik tindakan brutal tersebut. Militer Guatemala telah dituduh telah melakukan genosida terhadap rakyat pribumi Maya selama konflik perang saudara.
Kementerian Publik Guatemala membuka investigasi pada kasus tersebut pada awal tahun ini setelah mendapatkan laporan dari Oxlaj.
Lokasi penggalian itu ditentukan oleh Lembaga Forensik Antropologi Guatemala dan Kantor Kejaksaan HAM – yang juga ikut andil dalam mencari keadilan untuk ratusan hingga ribuan korban dari konflik yang berlangsung dari tahun 1960 sampai 1996.
(RAG)