Channel9.id-Myanmar. Warga Myanmar menutup toko-tokonya dan tak keluar rumah sebagai aksi “unjuk rasa sunyi” terhadap kepemerintahan junta pada hari Jumat (10/12/2021).
Foto-foto yang dirilis oleh media Myanmar menunjukkan jalanan lowong dan toko-toko yang tutup di seluruh kota. Sedangkan di kota Shwebo, warga turun ke jalanan mengenakan pakaian hitam dan berjalan dengan sunyi.
“Kita harus mengirimkan pesan ini ke dunia mengenai pelanggaran HAM yang kejam oleh junta Myanmar,” tutur pemimpin unjuk rasa Khin Sandar kepada media.
“Diam adalah teriakan paling keras. Kami ingin hak kami kembali. Kami ingin revolusi. Kami ingin mengekspresikan rasa sedih kami atas gugurnya pahlawan-pahlawan kami,” tambahnya.
Myanmar jatuh ke dalam kekacauan ketika pihak militer mengkudeta pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi dan jajaran pemerintahnya pada tanggal 1 Februari. Kudeta itu memicu rangkaian unjuk rasa besar-besaran warga Myanmar dan bentrokan juga terjadi di daerah perbatasan antara junta dengan pasukan etnis bersenjata .
Penerima Nobel perdamaian itu dijerat beragam gugatan dan dinyatakan bersalah pada hari Senin lalu atas tindakan provokatif dan melanggar protokol Covid-19. Ia dipenjara selama 4 tahun dan putusan pengadilan tersebut memicu kecaman internasional yang menyebutkan kalau pengadilan tersebut sudah diatur.
Ketua junta kemudian mengurangi masa tahanan Suu Kyi menjadi 2 tahun “atas dasar kemanusiaan”, namun gugatan-gugatan lainnya masih mengancam Suu Kyi di penjara lebih lama lagi.
Menurut Assistance Association for Political Prisoners (AAPP), pasukan junta telah menumpas dan membunuh oposisi sebanyak lebih dari 1,300 orang.
Minn Khant Kyaw Linn, seorang mahasiswa dan aktivis dari kelompok Badan Kolaborasi Pemogokan Umum menyebutkan kalau gerakan “demo sunyi” ini telah menyebar luas.
“Kalian dapat melihat seberapa banyak warga membenci junta,” tuturnya.
(RAG)