Channel9.id-Selandia Baru. Ribuan orang turun ke jalanan ibu kota Selandia Baru, Wellington, untuk berunjuk rasa terhadap protokol kesehatan Covid-19 yang mewajibkan vaksin dan lockdown walaupun 90% warganya sudah mendapatkan vaksin kedua, Jumat (17/12/2021).
Lockdown ketat Selandia Baru dan percepatan program vaksinasi telah membantu menahan gelombang virus corona dan mencegah naiknya angka kematian, namun kebijakan ketat itu juga mendapatkan kritik dari beberapa orang yang menyerukan dikembalikannya kebebasan mereka dan dicabutnya kebijakan wajib vaksin.
Baca juga: Selandia Baru Selidiki Kasus Pria yang Divaksin 10 Kali Sehari
Pemerintah telah mewajibkan vaksin untuk para guru, pekerja di institut kesehatan, polisi dan pegawai sektor layanan umum.
Para pengunjuk rasa, yang kebanyakan dari mereka tidak menggunakan masker, berajalan dari distrik pusat bisnis Wellington dan berkumpul di depan gedung parlemen, yang dikenal dengan sebutan Beehive.
Pihak keamanan sudah berbaris didepan gerbang Beehive yang sudah ditutup dan pihak kepolisian juga mengerahkan personilnya ke Beehive.
Beberapa dari pengunjuk rasa memegang papan bertuliskan “Kebebasan diatas rasa takut”, “Lockdown merusak kehidupan” dan “Orang Kiwi bukan tikus percobaan”. Ada beberapa papan tulisan yang nyeleneh seperti “Buat Amerika Jaya Kembali”, slogan mantan Presiden Donald Trump.
Dibawah tekanan yang semakin berat itu, Perdana Menteri Jacinda Ardern sudah menyatakan akan melonggarkan beberapa prokes menjelang libur Natal dan Tahun Baru, membatalkan strategi 0 virus corona dan mulai condong ke strategi new normal dengan meningkatkan program vaksinasi.
Perbatasan internasional yang berada di Pasifik Selatan masih akan ditutup dan baru akan dibuka secara perlahanan pada tahun depan.
Pihak pemerintah menyatakan kalau 90% warga Selandia baru, atau sekitar 3.8 juta orang, sudah divaksin penuh.
Selain itu, regulator kesehatan juga memberikan izin sementara untuk vaksin Pfizer agar diberikan ke anak-anak dari usia 5-11 tahun.
(RAG)