Opini

Wariskan Negara Sejahtera untuk Anak-Cucu Kita

Oleh: A. Ristanto*

Channel9.id-Jakarta-Sungguh heran terhadap mereka yang senantiasa melihat pemikiran, keputusan dan langkah Jokowi secara negatif. Apa masih belum sadar Pemilu sudah berakhir? Kontestasi apa lagi yang diinginkan, jika sudah ada pemenangnya?

Bahkan lawan tanding yang kalah kini menjadi bagian dari perjuangan pimpinan yang menang. Rakyat sudah menentukan pilihan. Proses sudah dilalui sesuai prosedur.

Semua berlangsung terbuka. Berbagai argumentasi dan tuduhan pemilu curang pun sudah diselesaikan oleh lembaga yang ada. Pendek kata, persoalan sudah clear.

Jadi kalau sampai hari ini masih mengembangkan pernyataan dan pemikiran serta tudingan negatif terhadap Jokowi, bisa saya katakan mereka bukan hanya miskin tetapi langka jiwa ksatria. Jika pemikiran anti-Jokowi tetap diembuskan lewat blog atau group WA, maka percayalah, apa yang kalian sampaikan sudah tidak ada lagi orang percaya.    

Apalagi jika ada yang menyampaikan pandangan berbeda, dengan serta merta admin kalian memblokirnya sebagai anggota group. Artinya kalian memang pecundang. Ketika kalah dalam debat, fitnah menjadi alat bagi kalian.

Seorang pecundang tak tahu apa yang akan dilakukannya bila kalah, tetapi sesumbar apa yang akan dilakukannya bila menang. Sedangkan, pemenang tidak berbicara apa yang akan dilakukannya bila ia menang, tetapi tahu apa yang akan dilakukannya bila kalah.

Yang membedakan seorang pejuang dengan pecundang, adalah keberanian untuk mencoba. Pemenang membandingkan prestasinya dengan tujuan mereka, sedangkan pecundang membandingkan prestasinya dengan capaian orang lain.    Demikianlah rangkaian pendapat dari para tokoh yang telah membuktikan prestasi pemikiran dan karyanya.    

Oleh sebab itu mari kembangkan pemikiran yang positif. Bantulah dengan pemikiran dan kecerdasan kalian untuk membantu pemerintahan Jokowi Ma’ruf Amin presiden dan wakil presiden kita. Gunakan akal budi untuk mengedukasi dan bukan mengarahkan agar rakyat gaduh.

Kita percaya Allah SWT sudah memutuskan apa yang seharusnya. Jika selalu mengaitkan agama dalam mengembangkan narasi melalui media sosial, dengan menyebut Jokowi adalah personifikasi Namrud, Firaun dan seterusnya, (maaf) justru membuat rakyat semakin muak.  

Agama itu seharusnya mengajak dan menciptakan agar semua aspek kehidupan ke arah keselamatan, kedamaian dan kebahagiaan.

Jadi ajaklah rakyat untuk bersama memperjuangkan agar kita bisa mencapai kebahagiaan. Sebab Indonesia milik bersama dan wajib kita jaga dan pelihara. Ingatlah, kita tidak ingin anak cucu yang mewarisi kelak akan mendapatkan negeri yang tidak sejahtera.

Wartawan Senior*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

7  +  1  =