Channel9.id-Myanmar. Dilansir oleh Reuters, Pasukan junta militer membunuh lebih dari 90 orang di Myanmar pada Hari Angkatan Bersenjata yang jatuh hari Sabtu (27/3/2021).
Stasiun televisi lokal mengatakan pada hari Jumat bahwa para pengunjuk rasa terancam ditembak di kepala atau di badannya. Walaupun begitu, pengunjuk rasa tetap melancarkan aksinya.
Portal berita di Myanmar melaporkan 91 orang di seluruh Myanmar telah dibunuh oleh pasukan junta militer.
Baca juga : Korban Unjuk Rasa Myanmar Mencapai 320 Orang
Dilaporkan oleh media lokal Myanmar, seorang anak laki-laki berumur lima tahun merupakan salah satu korban dari 29 orang yang tewas di Mandalay. Di Yangon, sekitar 24 orang juga telah tewas, menurut laporan dari Myanmar Now.
“Hari ini merupakan hari yang memalukan untuk angkatan bersenjata,” ujar Dr. Sasa, juru bicara CRPH, sebuah kelompok anti-junta yang dibentuk oleh dewan parlemen yang digulingkan junta militer, di forum online.
Juru bicara militer masih belum mengeluarkan pernyataan terhadap tindakan brutal junta militer Myanmar.
“Mereka membunuh kita seperti binatang, bahkan saat dirumah kami sendiri,” kata Thu Ya Zaw di kota Myingyan yang dilaporkan dua orang tewas disana. “Walaupun begitu kami akan terus memprotes. Kami harus terus berjuang sampai junta militer kalah,” tambahnya.
Angka kematian pada hari Sabtu membuat total korban unjuk rasa Myanmar menjadi kurang lebih 400 orang.
“Hari Angkatan Bersenjata yang ke 76 di Myanmar akan terus diingat sebagai hari yang mengerikan,” kata delegasi Uni Eropa di Myanmar. “Pembunuhan kepada warga sipil, bahkan anak-anak, adalah perlakuan yang tidak bisa dibela,” tutupnya.
Laporan dari berita lokal Myanmar mengatakan banyak korban tewas berjatuhan di daerah Sagaing, Lashio, Bago, dan daerah-daerah lainnya.
Di Naypyitaw, Min Aung Hlaing kembali mengatakan janjinya untuk mengadakan pemilu ulang, namun ia tidak memberikan tanggal pastinya.
“Pihak militer bertujuan untuk bekerja sama dengan seluruh warga untuk melindungi demokrasi,” ucapnya di siaran televisi lokal yang ditayangkan secara live. “Tindak kekerasan yang mempengaruhi stabilitas dan keamanan negara untuk mengutarakan tuntutannya, tidak pantas untuk dilakukan”.
Tekanan Internasional kepada junta naik pada minggu ini dengan adanya sanksi baru dari Amerika dan negara-negara Eropa. Namun wakil menteri pertahanan Rusia, Alexander Fomin menghadiri parade Hari Angkatan Bersenjata di Naypyitaw, setelah bertemu dengan para pemimpin senior junta sehari sebelumnya.
“Rusia adalah teman sejati kami,” ucap Min Aung Hlaing
Selain Rusia, ada tujuh negara lagi yang mengirimkan perwakilannya, yaitu Cina, India, Pakistan, Bangladesh, Vietnam, Laos dan Thailand. Tapi dari ketujuh negara itu, hanya Rusia yang mengirimkan menterinya.
Dukungan dari Rusia dan Cina sangatlah penting untuk junta militer Myanmar dikarenakan kedua negara tersebut adalah anggota permanen Dewan Keamanan PBB yang dapat menahan langkah-langkah PBB
Dilain hal, salah satu etnis bersenjata Myanmar, Karen National Union, mengatakan bahwa mereka telah menyerbu markas tentara di dekat perbatasan Thailand, dan membunuh 10 tentara – termasuk seorang letnan kolonel – namun salah satu pejuangnya juga ikut tewas dalam proses penyerbuan tersebut.
(RAG)