Channel9.id-Jakarta. Langit merah menaungi langit-langit Los Angeles setelah lima kebakaran hutan melalap habis ratusan ribu pemukiman warga di daerah tersebut.
Kebakaran yang sudah terjadi sejak Selasa sore tersebut kini telah memakan korban jiwa sebanyak 24 orang dan menyebabkan total kerugian sebesar Rp2,400 triliun.
Pemerintah AS sampai saat ini masih belum menjelaskan asal-usul kebakaran tersebut, namun disebutkan bahwa cuaca yang kering dan angin Santa Ana yang berhembus kencang menjadi faktor utama bencana besar tersebut.
Disebutkan bahwa titik kebakaran hutan di Los Angeles, atau biasa disebut LA, berada di Palisades, Eaton, Hurst, Lidia, dan Kenneth.
Banyaknya titik kebakaran tersebut membuat tim pemadam kebakaran kewalahan dalam menangani bencana tersebut.
Dari lima titik kebakaran tersebut, Hurst, Lidia, dan Kenneth berhasil ditangani dengan membatasi luas wilayah kebakaran tidak lebih dari 1,000 hektar.
Namun, dua titik kebakaran Palisades dan Eaton tak mampu ditangani dengan optimal, menyebabkan kebakaran besar di kota Los Angeles tersebut.
Dari masing-masing titik kebakaran tersebut, Kebakaran Palisades mencakup wilayah terbesar dengan luas kebakaran sekitar 19,978 hektar, sedangkan Eaton mencakup wilayah sebesar 13,690 hektar.
Dikepungnya LA oleh api membuat sekitar 180,000 penduduk LA harus dievakuasi, merelakan barang-barang mewahnya menjadi aby demi menyelamatkan nyawa mereka.
Lokasinya yang berdekatan dengan pantai tidak serta-merta membuat proses pemadaman menjadi lebih mudah karena dilaporkan angin Santa Ana juga menyebabkan ombak-ombak besar yang menghambat helikopter untuk mendulang air dari laut.
Kombinasi perubahan iklim dan hembusan angin Santa Ana menyebabkan kota LA dibumihanguskan dengan cepat hanya dalam hitungan jam.
Kencangnya hembusan angin Santa Ana, yang mencapai kecepatan 120 km/jam, dan keringnya cuaca di LA membuat api dengan cepat menyebar dari segala sisi.
Diikuti dengan isu pemotongan dana untuk pasukan pemadam kebakaran dari pemerintah LA, kebakaran dari lima titik api tersebut menjadi tak dapat ditangani dengan maksimal..
Sampai saat ini masih belum ada kabar baik dari bencana yang terjadi di Amerika Serikat tersebut.
