Channel9.id, Jakarta – Untuk menjaga harga kedelai lokal tetap wajar di tingkat petani, Badan Pangan Nasional (NFA) menggencarkan upaya penyerapan panen dengan melibatkan pemerintah daerah, pelaku usaha swasta, dan asosiasi terkait. Langkah kolaboratif ini bertujuan mencegah harga kedelai jatuh di bawah Harga Acuan Pembelian (HAP) produsen.
HAP kedelai lokal telah ditetapkan melalui Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 12 Tahun 2024. Berdasarkan data panel Harga Pangan NFA per 16 September 2025, harga rata-rata kedelai biji kering lokal berada di Rp 9.006 per kilogram (kg), atau 16,42 persen di bawah HAP sebesar Rp 10.775 per kg.
“Petani kedelai lokal perlu dukungan, khususnya di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Terlebih saat ini memasuki musim panen raya,” kata Kepala NFA, Arief Prasetyo Adi, di Jakarta, Rabu (17/9/2025).
Jawa Tengah termasuk provinsi produsen kedelai terbesar kedua secara nasional, dengan produksi 62 ribu ton pada 2022, hanya kalah dari Jawa Timur yang mencapai 69,6 ribu ton. Dengan proyeksi produksi nasional 2025 sebesar 67,1 ribu ton, masih jauh di bawah kebutuhan konsumsi tahunan sekitar 2,6 juta ton.
Panen raya diperkirakan berlangsung antara September hingga November, dengan produksi bulanan di kisaran 6.700–18.900 ton. Oleh karena itu, sinergi antara pemerintah dan pelaku usaha menjadi kunci agar pasokan kedelai lokal dapat diserap secara optimal. Khusus di Pati, Jawa Tengah, target penyerapan mencapai 100 ton hingga akhir September.
NFA juga memfasilitasi distribusi kedelai melalui program Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP), yang menanggung biaya transportasi ke pengrajin produk turunan kedelai. Pemerintah daerah juga ikut mendukung dengan menyerap produksi kedelai sebagai Cadangan Kedelai Pemerintah Daerah.
“Kami berterima kasih kepada pelaku usaha swasta dan asosiasi yang ikut berpartisipasi. Spirit gotong royong ini penting agar petani dan pelaku usaha dalam negeri bisa bersama-sama mendorong swasembada pangan,” ungkap Arief.
Beberapa pelaku usaha yang terlibat antara lain PT FKS Multi Agro, PT Gerbang Cahaya Utama, PT Putra Permata Pasifik, Gabungan Koperasi Produsen Tempe dan Tahu Indonesia (GAKOPTINDO), Asosiasi Importir Kedelai Indonesia (AKINDO), Paguyuban Pengrajin Tahu Jawa Barat, dan Perkumpulan Penyalur Kedelai Nusantara. Keterlibatan mereka diperkirakan akan terus bertambah seiring meningkatnya panen kedelai lokal di Kabupaten Pati.
Dengan kolaborasi ini, NFA berharap pasokan kedelai lokal terserap maksimal, harga petani tetap wajar, dan produksi domestik kedelai dapat lebih mendukung ketahanan pangan nasional.