Channel9.id – Jakarta. Ratusan negara di dunia sedang berjuang menghadapi pandemi Covid-19. Sejumlah tindakan dan kebijakan diterapkan guna menanggulangi virus yang pertama kali dideteksi di Wuhan, Cina ini.
Namun, dalam pelaksanaannya, ada negara yang behasil menekan laju penyebaran Covid-19 seperti Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan. Pun ada negara yang gagal menekan penyebaran seperti Amerika Serikat.
Mendagri Tito Karnavian menilai, keberhasilan sejumlah negara tersebut merupakan hasil kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat.
Kedua elemen tersebut mampu mempraktekkan sikap solidaritas dan gotong royong untuk menekan penyebaran Covid-19. Tiap elemen secara sadar dan kompak mengikuti protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
“Sedangkan, di Amerika Serikat, terjadi banyak kerusuhan karena dicampur politik. Masyarakatnya kecewa dengan kegagalan Trump mengatasi pandemi Covid-19. Terlebih, baru baru ini, ada insiden tindakan aparat yang berbau rasial. Tapi saya pikir tidak hanya rasial saja, tapi ada maslaah sosial hingga ekonomi. Sehingga, insiden itu memicu kemarahan publik,” kata Tito dalam acara Kemendagri Goes To Campus dengan tema ‘Nilai-Nilai Pancasila dan Pandemi Covid-19 melalui siaran radio Heartline, Senin (1/6).
Melihat keadaan itu, Tito mengajak masyarakat kembali menguatkan nilai-nilai Pancasila. Menurut Tito, Pancasila mengandung nilai-nilai yang bisa membangkitkan semangat bersatu, bersolidaritas, dan gotong royong semua elemen bangsa. Nilai-nilai itu yang dibutuhkan untuk menghadapi pandemi Covid-19.
“Pandemi ini menjadi momentum untuk kita kembali ke nilai-nilai Pancasila. Pandemi ini adalah ujian terhadap solidaritas sebagai satu bangsa,” ujar Tito.
“Maka, rasa persatuan dan solidaritas antar elemen bangsa menjadi hal utama di situasi ini. Jangan ribut terus, itu merugikan kita. Padahal musuhnya sama (Covid-19). Kita harus kompak, tak boleh menyalahkan dan menjalin sinergitas antara pemerintah pusat dan daerah,” sambungnya.
Tito menjelaskan, kunci utama yang terkandung dalam nilai pancasila adalah kekompakan dan gotong royong. Kedua hal itu perlu diterapkan dalam menjalankan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
“Pancasila bisa diperas menjadi Eka Sila. Kemudian bisa menjadi satu yakni gotong royong. Kompak bersama. Kompak menjalankan protokol Covid-19,” tegasnya.
Dengan demikian, masyarakat perlu mengikuti anjuran untuk menggunakan masker, jaga jarak, cuci tangan pakai sabun, dan protokol kesehatan lainnya.
“Sedangkan, pemerintah harus menyediakan infrastrukturnya seperti fasilitas cuci tangan di tempat publik, membuat tanda jaga jarak, menyediakan karantina wilayah, dan paling penting mengedukasi masyarakat dengan informasi terkait penyebaran dan pencegahan Covid-19,” kata mantan Kapolri ini.
(Hendrik)