Channel9.id-Jakarta. Komisi X DPR RI Syaiful Huda menyesalkan model ospek ‘bentak-bentak’ yang terjadi di Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Ia menyebut ospek seperti itu tidak boleh terjadi di seluruh kampus di Indonesia.
Menurutnya, Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus atau ospek model dengan kekerasan verbal wajib ditiadakan. “Kalau yang sifatnya kekerasan verbal begitu saya kira wajib ditiadakan model semacam itu,” kata Huda, Selasa (15/09) dilansir detik.com.
Huda mendesak pihak Rektorat Unesa untuk memberikan hukuman kepada oknum yang membentak-bentak saat ospek mahasiswa.
“Kita minta pihak rektorat untuk mengevaluasi dan mengklarifikasi di publik dan memberikan punishment kepada oknum yang melakukan kekerasan verbal yang semacam itu,” ujar Huda.
Ketua Komisi X DPR itu meminta agar panitia ospek Unesa untuk mengedepankan pengenalan prodi ketimbang bentak-bentak.
“Kita ingin seluruh kampus mengevaluasi model penerimaan ospek mahasiswa ini. Kita berharap dievaluasi secara menyeluruh terutama pada konteks dan pelaksanaannya di lapangan,” lanjut Huda.
Baca juga : Beasiswa Veronica Koman Akan Dibayar Tim Solidaritas Rakyat Papua
Ia meminta panitia untuk tidak mendeskripsikan ospek sebagai narasi senior-junior. Huda tak menginginkan ospek menjadi media untuk mempertontonkan salah satu pihak punya otoritas dan dapat mengatur serta menghakimi yang lemah.
“Yang jelas model ospek semacam itu sudah tidak relevan lagi terlebih-lebih sekarang yang jadi mahasiswa baru itu adalah anak-anak generasi milenial yang karakternya sangat independen melihat persoalan,” lanjutnya.
Sebelumnya diberitakan, video tentang ospek mahasiswa baru di Unesa secara daring viral di media sosial twitter. Video itu memperlihatkan mahasiswi baru (maba) dibentak-bentak oleh senior mereka karena tidak memakai ikat pinggang (sabuk).
Video berdurasi 30 detik tentang ospek atau Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) di Unesa tahun 2020 itu diunggah oleh akun Twitter @skipberat.
Pihak Unesa menyayangkan adanya viral mahasiswa senior membentak-bentak mahasiswa baru secara daring saat ospek atau Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB). Kejadian itu akan dievaluasi.
“Kami menyayangkan kejadian tersebut, namun juga mengakui adanya kesalahan dalam koordinasi pelaksanaan PKKMB pada salah satu fakultas di Unesa,” kata Rektor Unesa Nurhasan, Selasa (15/09).
Sementara langkah penanganan sendiri, kata Nurhasan, saat ini pihaknya bersama pimpinan kemahasiswaan dari fakultas telah memberikan evaluasi sekaligus bimbingan kepada mahasiswa yang bersangkutan. Serta seluruh masalah yang ada akan diselesaikan dengan cara kekeluargaan.
“Unesa mendukung pelaksanaan PKKMB guna menambah wawasan terkait dunia kampus untuk mahasiswa baru agar cepat beradaptasi dalam menyukseskan pembelajaran di lingkup pendidikan tinggi tanpa adanya aksi kekerasan dalam bentuk apapun. Sehingga, diharapkan dapat tercipta lingkungan institusi pendidikan yang kondusif dan aman demi terciptanya lulusan berkualitas,” pungkasnya.
IG