Produksi Sigaret Kretek Tangan Diperkirakan Naik
Ekbis

Produksi Sigaret Kretek Tangan Diperkirakan Naik

Channel9.id-Jakarta. Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Abdul Rochim mengatakan produksi industri kecil menengah (IKM) segmen sigaret kretek tangan (SKT) berpeluang naik hingga 10 persen.

“Kebijakan cukai hasil tembakau pada 2020 dan 2021, serta kondisi pasar yang belum stabil memberi ruang bagi IKM dan segmen SKT berkembang melalui pengenaan beban fiskal yang relatif lebih rendah,” ujarnya, Selasa, 2 Februari 2021.

Menurut data Kementerian Perindustrian produksi SKT mengalami peningkatan 17,6 persen pada 2020 menjadi 55,96 miliar batang. Jumlah ini naik dibandingkan produksi tahun sebelumnya yakni 47,57 miliar batang.

Baca juga : Beda Tarif Cukai SKM dan SPM, Kementerian Keuangan Beri Penjelasan

SKT menjadi satu-satunya jenis rokok non-pabrikan yang mengalami peningkatan pada 2020. Sedangkan produksi rokok jenis lainnya yakni sigaret kretek mesin (SKM) mengalami penurunan produksi sebesar 15 persen menjadi 162,51 miliar batang pada 2020 dari 191,13 miliar batang pada 2019. Kemudian, untuk produksi jenis sigaret putih mesin (SPM) mengalami penurunan hingga 28,3 persen hingga akhir 2020 menjadi 8,20 miliar batang dari 11,5 miliar batang di tahun sebelumnya.

Kendati demikian, Rochim memaparkan bahwa kenaikan cukai yang diberlakukan saat situasi pandemi Covid-19 berdampak kepada kinerja industri hasil tembakau (IHT) ikut terpengaruh.
“Asosiasi memperkirakan, volume produksi akan kembali turun di kisaran 5 persen hingga 10 persen. Ditambah pandemi Covid-19 yang masih membebani yang berdampak pada daya beli konsumen dan meningkatnya rokok ilegal,” ujarnya.

Rochim memaparkan, kontribusi cukai hasil tembakau mengalami kenaikan pada 2019 menjadi Rp173,95 triliun dibandingkan pada 2015 yang angkanya Rp139,56 triliun. Penerimaan cukai hasil tembakau mencapai Rp170,24 triliun atau turun 2,1 persen pada 2020. Adapun target penerimaan cukai hasil tembakau pada 2021 sebesar Rp173,78 triliun, atau naik 5,4 persen dibandingkan target pada 2020 yang sebesar Rp164,87 triliun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

10  +    =  19