Channel9.id-Jakarta. Risilnya album Bangtan Senyeondan atau BTS Map of The Soul: 7 pada awal 2020 lalu, kiranya membikin jutaan penggemarnya di seluruh dunia melek soal kesehatan mental. Pasalnya, nyaris keseluruhan album ini membicarakan soal psikologi manusia. Tak ayal, disebutkan bahwa di balik penggarapan lagu ini, sang penulis lirik diilhami para psikoanalisa dan psikolog kenamaan, seperti Erich Fromm hingga Murray Stein.
“Inner Child” merupakan salah satu lagu yang ada di daftar album tersebut. Lagu ini mengisahkan masa kecil salah satu personel yang penuh luka, namun dirinya yang telah dewasa, mampu berdamai dengan masa lalu tersebut dan “bisa hidup beriringan”.
Istilah “inner child” sebetulnya tak asing di dunia psikologi. Inner child merupakan suatu konsep yang menggambarkan sifat dan sikap kekanak-kanakan yang dimiliki setiap orang. Ia digambarkan sebagai bagian dari diri seseorang yang tak mendewasa dan tetap menjadi anak-anak.
Baca juga : Insomnia? Coba Dengarkan White Noise
Inner child setiap orang berbeda-beda. Sebab ia dibentuk oleh pengalaman seseorang di masa anak-anak. Sayangnya, bagian ini juga menyerap segala energi negatif, entah itu perilaku maupun ucapan dari orang yang Kamu anggap bisa memberi rasa aman. Karenanya, saat inner child terluka, ia akan memengaruhimu dalam mengambil keputusan dan berhubungan dengan orang lain ketika Kamu beranjak dewasa.
Memang apa saja yang bisa menyebabkan inner child terluka? Kehilangan atau terpisah dengan orang terdekat, orangtua atau wali, kekerasan fisik, emosional, atau seksual, pengabaian, bullying, hingga perpecahan dalam keluarga. Jika saat itu Kamu harus menghadapi masalah semacam ini sendirian, maka perkembangan dirimu bisa terpengaruh dan inner child-mu akan terluka karenanya.
Nah, apa sih tanda-tanda bahwa inner child-mu terluka? Salah satu tandanya yaitu bisa dilihat dari cara pandangmu terhadap dunia. Jika Kamu merasa dunia bukanlah tempat yang aman, bisa jadi ada trauma masa kecil dan melukai inner child. Tanda lainnya yaitu Kamu mudah cemas dengan hal baru, selalu curiga, dan takut ditinggalkan. Selain itu, masih ada tanda lainnya.
Sejatinya hanya dirimulah yang bisa mengatasi inner child-mu. Lantas bagaimana caranya?
Pahami yang terjadi pada inner child-mu
Untuk menyembuhkan luka masa kecil, seseorang harus benar-benar memahami apa penyebab luka masa lalu tersebut. Ada orang yang bisa memahami penyebab luka masa kecilnya, namun ada juga yang tidak. Jika tak bisa menemukannya sendiri, cobalah konsultasi dengan ahli profesional untuk membantu mengatasi masalah ini.
Sayangi inner child-mu
Kamu mungkin mengalami hal yang traumatis saat masih kecil. Bisa jadi hal ini akan menimbulkan rasa ragu terhadap rasa sayang dari orang tua, kerabat dan sebagainya, terhadap dirimu. timbul rasa ragu terhadap kasih sayang orang tua dan kerabat lainnya terhadap diri sendiri. Maka dari itu, Kamu sendirilah yang harus menyayangi dengan tulus sisi anak-anak dalam dirimu sendiri. Dengan begitu, Kamu akan merasakan ketulusan yang mungkin tak Kamu dapatkan di masa kecil.
Dengarkan inner child-mu
Kamu harus mendengarkan sisi anak-anak yang ada di dalam diri sendiri. Jika benar-benar memerhatikan dan merasakan, bisa jadi ada bagian dari dirimu yang berusaha keras untuk dipahami dan dimengerti. Untuk itu, cobalah berkomunikasi dengan inner child yang terdapat di dalam dirimu. Berikanlah ia pengertian dan kasih sayang, sehingga Kamu bisa mengatasi luka mendalam yang selama ini terpendam.
Kendati begitu, menurut sebuah penelitian di International Journal of Qualitative Studies in Health and Well-being, pengalaman di masa lalu bisa memberi pembelajaran yang bermanfaat untuk jangka panjang sampai Kamu tua nanti. Oleh karena itu, cobalah untuk berdamai dan bersatu dengan inner child untuk hidup yang lebih baik.
Hal tersebut persis seperti yang tertulis di lagu BTS “Inner Child”. Sekarang kita begitu banyak tertawa. Tak apa-apa, karena diriku di hari ini kan baik-baik saja. Dirimu di hari kemarin, sekarang aku melihat semuanya, banyak duri dalam mawar yang mulai tumbuh. Aku ingin memeluknya.
Ingat, inner child sendiri merupakan salah satu komponen pembentuk karakteristik dirimu. Oleh sebab itu, Kamu perlu mengetahui, menerima, dan terkoneksi dengan inner child-mu.
(LH)