Channel9.id – Jakarta. Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Adian Napitupulu menanggapi pernyataan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir terkait mafia alat kesehatan (alkes). Ia menilai, pernyataan Erick mengenai mafia alkes itu tiba-tiba tanpa ada angin dan badai.
Sebelumnya, Erick Thohir menyinggung adanya mafia dalam impor alkes. Mafia itu ada karena impor alkes ke Indonesia masih sangat besar mencapai 90 persen.
“Pernyataan adanya mafia adalah pernyataan serius yang bisa menyasar ke siapa pun,” kata Adian, Selasa (21/4).
Adian menyatakan, bila ukuran mafia adalah dominasi impor alat kesehatan dan obat maka ada dua lembaga yang terkait di tengah pandemi Covid-19. Dua lembaga itu yakni Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan BUMN.
“Apakah pernyataan Erick ini menyasar ke BNPB?” Mungkin saja, karena ada 19 jenis alkes yang rekomendasi impornya dikeluarkan oleh BNPB,” ujar Adian.
Kesembilan belas alkes itu di antaranya surgical apparel, disinfektan, sarung tangan steril, termometer, ventilator, mobile X-ray, high flow oxygen device, bronchoscopy portabel, dan lainnya.
Namun, Adian melanjutkan, Erick bisa jadi juga sedang menegur anak buahnya di BUMN. Adian menyatakan, menurut data dari media beberapa BUMN yang melakukan impor di antaranya PT RNI (500 ribu rapid test dari Cina), PT Indo Farma (100 ribu rapid test), PT Kimia Farma (300 ribu rapid test).
BUMN pun mengimpor bahan baku produksi 4,7 juta masker, 2 juta Avigan, bahan pembuat 3 juta Chlorokuin, 20 ribu PCR dari Swis. Kemudian, bekerja sama dengan BKPM mengimpor bahan baku APD dari Cina dan Korea. PT Bio Farma juga mengimpor bahan baku 500 ribu obat dari India untuk Oseltamivir.
Oleh karena itu, Adian menilai BUMN sebenarnya salah satu yang mendominasi impor alkes dan obat. Ia pun menganggap aneh pernyataan Erik soal mafia yang mendominasi impor alkes, padahal rekomendasi dikeluarkan oleh BNPB dan BUMN.
“Jadi sebenarnya siapa mafianya Pak Menteri? Kalau impor alkes harus ada rekomendasi sekian lembaga negara, apakah Pak Menteri ingin katakan bahwa mafia-mafia itu dapatkan rekomendasi juga?” katanya.
Kendati demikian, Adian menyatakan Erick Thohir mungkin saja sedang memotivasi agar Indonesia memproduksi sendiri alkes dan obat. Namun, ia menilai ide itu berlomba dengan kasus penyebaran Covid-19 yang amat cepat di Indonesia.
Ia pun menyarankan agar Erick melapor saja ke Presiden Joko Widodo dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) jika memang memiliki bukti adanya mafia impor alkes. Adian menyarankan Erick tak cuma bicara ke media dan membuat rakyat serta pelaku usaha saling curiga.
“Jangan ditambah dengan tuduhan kanan kiri lagi, jangan juga membuat importir dan trader yang mau impor jadi tidak berani karena takut dituduh mafia,” kata Adian.
(Hendrik)