Hot Topic Politik

Guru Tewas Bunuh Diri, DPR Minta Pemerintah Berikan Afirmasi Bagi Guru Honorer

Channel9.id-Jakarta. Anggota Komisi X DPR Muhammad Kadafi angkat suara terkait peristiwa tragis meninggalnya guru honorer yang bunuh diri menjelang pengumuman kelulusan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Ia meminta pemerintah sensitif dengan kondisi guru honorer yang selama ini mengabdikan dirinya untuk mencerdaskan anak bangsa. Ia berharap pemerintah memberikan afirmasi kepada guru-guru honorer untuk diangkat menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).

“Kemudian kita juga harus melihat lama pengabdian dan wilayah 3T yang sangat memilukan kemarin, salah satu yang mengikuti seleksi itu meninggal dunia dengan gantung diri,” ujar Kadafi pada Rapat Paripurna DPR RI, di Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, Kamis (7/10).

Baca juga: Nadiem: 100 Ribu Guru Honorer Akan Diangkat Jadi ASN 

Dia mengajak semua pemangku kepentingan baik dari unsur pemerintah maupun dari DPR yang memiliki fungsi pengawasan atas kinerja pelaksana pemerintahan agar memberikan perhatian dan bisa mengangkat harkat martabat guru.

“Saya berharap di kesempatan yang berbahagia ini pemerintah bisa memberikan afirmasi dalam penerimaan guru PPPK. Kita harus mengangkat harkat dan martabat dan kesejahteraan para pahlawan tanpa tanda jasa,” ujar Kadafi.

Menurut dia, pimpinan DPR bisa mengawasi dan juga bisa mendengar apa yang menjadi harapan dan kebutuhan para guru honorer.

“Kita hari ini duduk di sini karena dedikasi guru, oleh karena itu perlu kita ingat bersama jangan sampai besok terjadi kegaduhan dan terjadi hal-hal yang semakin memilukan kita,” ungkap Politisi Fraksi PKB ini.

Kadafi menjelaskan, perjuangan para guru honorer saat kondisi pandemi, para guru tetap berjuang, bekerja, agar tidak terjadi learning lost di Indonesia.

Dia juga menyampaikan, saat ini Indonesia sedang menghadapi bonus demografi. Dengan peran guru, negara bisa mendapat bonus SDM unggul dan berkualitas.

“Tanpa proses yang baik kepada guru maka berkah bonus demografi itu bisa akan menjadi hoak, Pimpinan, jadi pertimbangan dan pengawasan kita bersama,” pungkas Kadafi.

Diketahui, jelang pengumuman kelulusan PPPK 2021 tahap I, dunia pendidikan berduka. Pasalnya, salah satu peserta tes yang merupakan guru honorer di SDN Panongan II Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka meninggal dunia.

Ironisnya guru honorer berinisial BH alias Boy ini meninggal karena gantung diri di usianya yang terbilang muda, 28 tahun. Kepala Departemen Kominfo PB PGRI, Wijaya, pun mengonfirmasi kasus tersebut.

“Setelah kami cek ternyata informasi tersebut benar bahwa BH salah satu peserta tes PPPK guru mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri,” terangnya, Kamis (7/10).

IG

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

10  +    =  18