Ahmad Mu’ti Buka Jambore Relawan Muhammadiyah, Tegaskan Jiwa Kemanusiaan Tanpa Batas
Nasional

Ahmad Mu’ti Buka Jambore Relawan Muhammadiyah, Tegaskan Jiwa Kemanusiaan Tanpa Batas

Channel9.id – Karanganyar. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Dr. Ahmad Mu’ti, secara resmi membuka Jambore Relawan Kebencanaan Muhammadiyah–‘Aisyiyah di Bumi Perkemahan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Acara ini dihadiri tokoh-tokoh nasional, antara lain Ketua MPR RI H. Ahmad Muzani, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, dan Gubernur Jawa Tengah Komjen Pol (Purn) Ahmad Luthfi. Mereka memberikan dukungan penuh terhadap penguatan peran relawan dalam penanggulangan bencana.

Ahmad Mu’ti menekankan bahwa kehadiran Muhammadiyah Disaster Management Centre (MDMC) di berbagai lokasi bencana merupakan cerminan nyata dari jiwa kerelawanan dan keikhlasan yang melekat dalam gerakan Muhammadiyah.

“MDMC bukan hanya reaktif saat bencana, tapi juga membangun mitigasi menuju ketangguhan masyarakat. Kiprah MDMC bahkan telah menembus skala internasional,” ujarnya.

MDMC tercatat telah terlibat dalam penanganan bencana di Myanmar, Turki, Vanuatu, serta banjir bandang di Pakistan. Ke depan, Mu’ti berharap rumah sakit lapangan MDMC bisa mendapat pengakuan internasional dari WHO.

Ketua MDMC, Ir. Budi Setiawan, mengungkapkan bahwa jambore kali ini diikuti lebih dari 1.000 peserta dari 30 provinsi. Kegiatan berlangsung selama empat hari dan menjadi ajang konsolidasi sekaligus penguatan kelembagaan hingga ke level masjid dan tempat ibadah sebagai pusat tanggap bencana.

Bupati Karanganyar, Rober Christanto, menyambut hangat penyelenggaraan jambore ini di wilayahnya. Ia menilai relawan kebencanaan Muhammadiyah telah berkembang hingga ke tingkat kecamatan dan terbukti sigap dalam penanggulangan bencana lokal.

“Jambore ini memperkuat dan menggerakkan semangat kerelawanan di Karanganyar. Kita juga harus menjaga bumi, salah satunya dengan menanam pohon di lereng Gunung Lawu,” ujar Rober.

Gubernur Ahmad Luthfi menambahkan bahwa relawan terlatih sangat penting dalam menghadapi bencana, seperti yang ditunjukkan oleh para relawan MDMC Boyolali saat erupsi Gunung Merapi. Mereka tidak hanya mengenali medan, tetapi juga mampu mengelola bantuan secara efektif.

Sementara itu, Kepala BNPB Letjen Suharyanto mengingatkan bahwa Indonesia tidak boleh lengah terhadap potensi bencana. Ia mencatat, dalam empat tahun terakhir terjadi lebih dari 3.300 bencana, atau rata-rata 20 bencana setiap hari.

“Kita harus terus membangun kepedulian. Undang-Undang telah mengamanatkan BNPB sebagai koordinator penanggulangan bencana nasional. Tapi kerja bersama adalah kunci utama,” tandas Suharyanto.

Baca juga: Ketua MPR Ahmad Muzani Sebut Warteg Berkontribusi Terhadap Kesejahteraan Warga Jakarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  35  =  40