Channel9.id – Jakarta. Tepat 20 tahun lalu, 21 Juli 2001, Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dilengserkan dari jabatannya oleh MPR RI.
Posisi Gus Dur sebagai kepala negara kemudian diserahkan MPR kepada Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri.
Putri sulung Gus Dur, Alissa Wahid menceritakan detik-detik jelang Gus Dur meninggalkan istana. Alissa menyatakan, situasi sudah mencekam saat itu. Alissa mengaku diminta Gus Dur untuk membawa ibu dan adik-adiknya pulang ke Ciganjur.
“Keadaan sudah bahaya, biar Bapak sendiri saja yang hadapi di istana,” kata Alissa menirukan suara Gus Dur.
Namun, Alissa teringat kisah Bung Karno yang mesti menghadapi hari-hari terakhirnya sebagai Presiden yang penuh keterasingan. Alissa tidak mau hal itu dialami oleh Gus Dur. Karena itu, Alissa menolak meninggalkan Gus Dur.
“Karena ingat nasib Bung Karno, Saya Melawan. Apapun yang terjadi kalau Bapak ditangkap Kami akan ikut. He wouldnt be alone,” ujarnya.
Baca juga: Video Haul 11 Gus Dur, Bedah Buku Menjerat Gus Dur
Gus Dur kemudian menyatakan ke Alissa bahwa mendapatkan informasi moncong panser sudah mengarah ke Istana.
“Info moncong panser sudah mengarah ke istana, sudah saya dengar. Kata GusDur. Beliau nggak bisa tenang kalau tetap ada di istana, apalagi cucu pertama, bayi saya, baru berumur 40 hari. Tapi kisah Bung Karno menghantui saya. Makanya saya ngeyel nangis tidak mau pergi,” ujar Alissa.
“Saya terus membayangkan Bung Karno sendirian, keluarganya sulit menjenguk, tidak terawat dengan baik. Saya tidak ingin itu terjadi pada Gus Dur. Kalaupun beliau kalah secara politik & harus diasingkan, kami harus tetap bersama beliau. Kami siap. That’s it. That’s all.”
Pada akhirnya, apa yang ditakutkan Alissa Wahid tidak terjadi. Rakyat membanjiri Istana, bertekad melindungi Gus Dur.
“Lalu beliau umumkan akan keluar dari Istana. Besoknya, ribuan rakyat menjemput & mengawal beliau keluar lewat gerbang depan Istana, menuju panggung rakyat di Monas. Kalah politik, tetap bermartabat,” kata Alissa.
HY