Channel9.id- Bandung. Musyawarah Besar Ikatan Keluarga Alumni Universitas Padjadjaran (Mubes IKA Unpad) digelar tepat bersamaan dengan hari kelahiran Unpad. Mubes yang diselenggarakan di Bandung akan berlangsung tiga hari, 11- 13 September 2020.
Dipantau dari lapangan, para peserta Mubes mulai berdatangan di Hotel Banana Inn, Jalan Setiabudi. Para peserta telah diberikan undangan dari Panitia Mubes bernomor 099/MUBES/IKA UNPAD/VII/2020, tertanggal 30 Juli 2020. Ada sekitar 17 Komisariat Fakultas dan 19 Komisariat Daerah yang direncanakan menghadiri Mubes.
Di lokasi penyelenggaraan Mubes, ada sejumlah alumni Unpad lintas angkatan tampak hadir. Alumni Unpad lintas angkatan tersebut menggelar Aksi Simpatik yang diberi tajuk Ikhtiar Mengawal Demokrasi dan Suara Alumni. Mereka membagi-bagikan selebaran berisi aspirasi untuk Mubes dengan tiga tuntutan.
Aji, selaku korlap aksi terlihat membagikan poster berisi isu tuntutan pada peserta aksi simpatik sambil mengatur peserta aksi untuk bersiap-siap. “Di Aksi Simpatik ini kami membentangkan spanduk yang berisi tanda-tangan dukungan agar Mubes IKA Unpad menghasilkan keputusan tentang metode pemilihan ketua IKA Unpad secara one man one vote, bukan perwakilan.” kata Aji.
Baca Juga : panitia-mubes-tegaskan-pemilihan-ketua-ika-unpad-oleh-anggota-biasa
Ditemui di lapangan, salah satu peserta aksi, Asri Vidya Dewi dalam orasinya mengatakan: “Di Indonesia, gagasan demokrasi diberi tempat dalam sumber segala sumber hukum Negara yaitu Pancasila. Demokrasi yang Pancasilais tidak bermakna tirani mayoritas.”
“Demokrasi kita sekarang adalah demokrasi yang mempertimbangkan dasar-dasar hukum/aturan, hanya itu batasannya. Namun, yang sudah pasti, demokrasi dalam Pemilu Raya IKA Unpad memiliki pertimbangan dasar hukum berupa AD/ART IKA Unpad. Inilah basis persoalan utamanya, pelanggaran terhadap dasar hukum yang menjadi satu-satunya pedoman Pemilu Raya IKA Unpad. Namun, mengubah AD/ART untuk diberlakukan mendekati hari pemilihan juga merupakan tindakan culas dan penuh siasat.” lanjut Asri.
Peserta aksi yang datang ke lokasi Mubes sejak jam 13.30 WIB juga membagikan setangkai bunga imitasi berwarna hitam sebagai simbol duka cita karena demokrasi dan suara alumni telah dikebiri. “Syarat demokrasi adalah partisipasi langsung dari warga/anggotanya. Pemilihan langsung adalah amanat AD/ART IKA Unpad. Bukan perwakilan. Kami tak sudi mewakilkan suara kami.” tutur Asri.
Di akhir Aksi Simpatik, peserta aksi membacakan tiga tuntutannya untuk Mubes IKA Unpad yaitu agar pemilihan ketua IKA Unpad harus dilaksanakan secara langsung dengan cara hadir langsung ke TPS atau melalui daring/online. Kedua, Mubes harus menghasilkan keputusan one man one vote (satu orang, satu suara), bukan diwakilkan pada Komda dan Komfak. Ketiga, jika keputusan Mubes tidak menghasilkan metode pemilihan langsung one man one vote (satu orang, satu suara), maka Mubes harus ditunda.