Channel9.id-Jakarta. Presiden Joe Biden berencana untuk mengubah hubungan Amerika Serikat dengan Arab Saudi dengan mengubah jalur diplomasi menjadi ke Raja Salman bin Abdulaziz dari yang sebelumnya itu ke Putra Mahkotanya, Mohammed bin Salman, menurut pernyataan dari Gedung Putih di hari Selasa (16/2/2021).
Pernyataan dari juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki, ini merupakan perubahan yang drastis dari kebijakan luar negeri Donald Trump yang lebih memilih untuk mempertahankan hubungan dengan sang putra mahkota.
“Sudah kami jelaskan dari awal bahwa kita akan mengkalibrasi ulang hubungan kita dengan Arab Saudi,” ujar Psaki kepada para wartawan.
Baca juga : Koalisi Pimpinan Arab Menahan Serangan Drone Houthi
Perihal apakah Joe Biden juga akan berbicara dengan Mohammed bin Salman, Psaki mengatakan Joe Biden kembali menggunakan pendekatan yang sebanding.
“Yang sebanding dengan Presiden Joe Biden adalah Raja Salman dan saya harap di waktu yang tepat, Presiden Joe Biden akan berbincang-bincang dengan Raja Salman, tapi saya belum bisa memperkirakan kapannya,” ujarnya.
Pada masa jabatan Joe Biden, Amerika menekan Arab Saudi untuk memperbaiki catatan HAMnya, termasuk membebaskan tahanan politik seperti membebaskan aktivis perempuan dari penjara.
Sedangkan pada masa jabatan Trump, mereka melihat sang putra mahkota adalah orang yang tepat untuk mendiskusikan soal masalah-masalah di Arab Saudi. Trump bekerja sama dengan sang putra mahkota di berbagai bidang, seperti misalnya menyelesaikan masalah dengan Qatar dan negara-negara Teluk lainnya.
Mohammed bin Salman, yang lebih dikenal dengan sebutan MbS, dianggap oleh banyak orang sebagai pemimpin de facto Arab Saudi dan juga orang yang akan menjadi Raja Arab Saudi setelah Raja Salman. Namun nama ia tercoreng setelah kejadian pembunuhan seorang jurnalis bernama Jamal Khashoggi pada tahun 2018 di tangan personel keamanan Arab Saudi yang dianggap dekat dengan sang putra mahkota.
(RAG).