Hot Topic

Angka Kematian Jemaah Haji RI Tinggi, Timwas DPR Minta Skrining Kesehatan Diperketat

Channel9.id – Jakarta. Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR RI menanggapi sorotan Pemerintah Arab Saudi atas tingginya angka kematian jamaah haji Indonesia tahun ini.

Anggota Timwas Haji DPR RI Edy Wuryanto menilai sorotan Pemerintah Arab Saudi tersebut harus menjadi bahan evaluasi mendalam bagi pemerintah Indonesia. Ia menekankan pentingnya evaluasi dalam penyeleksian kesehatan calon jamaah, khususnya kelompok lanjut usia dengan penyakit penyerta.

“Masukan dari Pemerintah Arab Saudi ini harus menjadi perhatian serius. Mereka bahkan menyampaikan pertanyaan keras: ‘Why do you bring people to death here?’ Mengapa Anda kirim jamaah ke sini hanya untuk meninggal?” kata Edy dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.

Hal itu disampaikan Edy Wuryanto usai kunjungan Timwas Haji DPR RI ke Daerah Kerja (Daker) Madinah, Arab Saudi, Kamis (12/6/2025).

Anggota Komisi IX DPR RI itu menilai, angka kematian yang tinggi menandakan perlunya penguatan instrumen skrining kesehatan.

“Menteri Kesehatan dan seluruh jajarannya, termasuk Dinas Kesehatan di tingkat kabupaten/kota, harus lebih ketat dalam menyeleksi calon jamaah,” ucapnya.

Ia juga meminta agar proses seleksi kesehatan dilakukan secara ketat sebelum keberangkatan, bukan hanya saat pendaftaran haji.

“Syarat istitha’ah atau kemampuan fisik harus menjadi prioritas, terutama bagi lansia yang memiliki penyakit kompleks, apalagi penyakit terminal yang diprediksi tidak mampu menyelesaikan seluruh rukun haji. Mereka sebaiknya tidak diberangkatkan,” ujarnya.

Menurut Edy, pembayaran biaya haji yang dilakukan sejak 10–15 tahun sebelumnya pun tidak bisa dijadikan patokan untuk keberangkatan haji. Pemeriksaan kesehatan harus dilakukan ulang menjelang keberangkatan sebagai bagian dari kewajiban negara dalam melindungi keselamatan jemaah.

“Skrining itu harus dilakukan sebelum berangkat. Kalau ternyata kondisi kesehatannya tidak memungkinkan, bisa digantikan oleh anak atau kerabatnya. Skema penggantian ini harus mulai disosialisasikan,” tuturnya.

Edy menekankan lebih dari 200 orang jamaah haji Indonesia yang meninggal dunia pada pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci menjadi tanggung jawab bersama dalam menjaga martabat bangsa.

“Ini menjadi tanggung jawab bersama untuk menekan angka kematian jamaah dan menjaga martabat bangsa dalam pelaksanaan ibadah haji,” katanya.

Adapun, 235 jamaah haji Indonesia tahun 2025 meninggal dunia saat hari ke-42 operasi haji, yakni pada Rabu (11/6/2025). Hal ini berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) per Kamis (12/6/2025) pukul 09.30 WIB.

Grafik jumlah kematian ini mengalami peningkatan sebanyak 85 orang sejak hari ke-35 atau 4 Juni 2025, yang memasuki dari rangkaian puncak pelaksanaan ibadah haji 1446 H. Pada hari ke-36 (5 Juni 2025), saat kegiatan wukuf di Arafah, angka jamaah yang meninggal mencapai 12 orang.

Memasuki Hari Raya Idul Adha atau hari ke-37 (6 Juni 2025), angka kematian meningkat sebanyak 13 orang. Pada hari ke-38 (7 Juni 2025), yang bertepatan dengan rangkaian melempar jumrah ke Jamarat, angka kematian menurun menjadi 8 orang.

Pada hari ke-39 atau 8 Juni 2025, angka kematian jemaah haji Indonesia meningkat menjadi 15 orang. Hari tasyrik terakhir, yakni hari ke-40 atau 9 Juni 2025, angka kematian sedikit menurun menjadi 14 orang.

Keesokan harinya, yaitu 10 Juni 2025 atau hari ke-41 operasional haji, tercatat sebagai hari dengan angka kematian tertinggi sepanjang pelaksanaan haji tahun ini yang mencapai 16 orang. Kemudian mengalami penurunan pada hari ke-42 atau 11 Juni 2025, dengan angka kematian sebanyak 7 orang.

HT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

8  +  2  =