Hot Topic

Balas Iwan Pranoto, Jimmy Paat: Semua Pelajaran Wajib Dipelajari dan Anak Berhak Mendapatkannya

Channel9.id – Jakarta. Pengamat Pendidikan Jimmy Paat menanggapi pernyataan guru besar Matematika ITB, Iwan Pranoto. Bagi Jimmy, semua pelajaran yang diberikan di sekolah wajib (hukumnya) dipelajari dan anak berhak mendapatkan yang wajib itu.

“Ambil contoh, mata pelajaran musik itu wajib dan anak berhak memperoleh pelajaran itu,” kata Jimmy, Sabtu (19/9).

Iwan sebelumnya menyampaikan, keinginan anak untuk belajar dari mata pelajaran apapun seharusnya tidak diwajibkan, termasuk mata pelajaran sejarah. Menurut Iwan, anak berhak memilih pelajaran yang diambil.

Hal itu diungkapkan usai Kemendikbud berencana menyederhanakan kurikulum nasional. Salah satu imbasnya, mata pelajaran sejarah menjadi mata pelajaran pilihan di kelas XI dan XII.

Jimmy menilai, hal itu menunjukan cara pemerintah yang melawankan konsep wajib dengan pilihan. Hal itu mempengaruhi pandangan anak-anak.

“Hanya karena ada pandangan, konsep wajib dilawankan dengan pilihan maka begini jadinya: anak-anak terbawa ke pandangan itu, pandangan yang diresmikan oleh pembuat keputusan pendidikan,” ujarnya.

Padahal, menurut Jimmy, masalah sebenarnya terletak pada pertanyaan yang selama ini dipertanyakan ahli-ahli sosiologi pendidikan di Indonesia, yakni atas dasar apa mengisi konten dalam pelajaran yang dipilih.

“Di Indonesia juga begitu kan? Hanya memang yang dipertanyakan orang-orang sosiologi pendidikan: ” atas dasar apa isi “itu” dalam pelajaran “X” yang dipilih bukan isi “ini” dalam pelajaran “X”. Jadi dari sudut sosiologi pendidikan persoalannya ada pada pengetahuan resmi di kurikulum,” ujarnnya.

“Dengan begitu kita sebagai guru patut melontarkan pertanyaan yang diformulasi Michael Apple dengan indah yaitu pengetahuan siapa yang kita ajarkan kepada anak,” kata Jimmy.

Menurut Jimmy, pertanyaan seperti itu bermakna bagi seorang guru di tengah kemajuan informasi.

“Dan pengetahuan yang datang tanpa henti menerjang kita sebagai guru dan murid. Tentu yang saya kemukakan ini untuk mendukung apa yang sedang dikemukakan para guru sejarah, asosiasi guru sejarah Indonesia (Menolak rencana kemendikbud menghapuskan mapel sejarah),” pungkasnya.

(HY)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

39  +    =  49