Techno

Banyak Pengguna WhatsApp Hijrah ke Telegram, Ini Respons Telegram

Channel9.id-Jakarta. Di tengah gelombang protes terhadap kebijakan baru WhatsApp, banyak orang yang mengajak untuk hijrah ke Telegram dari WhatsApp.

Diketahui, pengguna harus menyetujui kebijakan baru WhatsApp dan, dengan demikian, data pengguna akan dibagikan ke Facebook jika masih ingin menggunakan WhatsApp.

Sementara itu, jika tak menyetujuinya, pengguna tak bisa mengakses WhatsApp dan akan diberi pilihan untuk menghapus akunnya.

Telegram kemudian menjadi pilihan banyak orang, yang memutuskan untuk hijrah dari WhatsApp.

Menanggapi kepopuleran tersebut, CEO Telegram Pavel Durov mengatakan saat ini Facebook punya tim khusus untuk mencari tahu alasan Telegram menjadi sangat populer.

“Saya dengar Facebook memiliki departemen yang dikhususkan untuk mencari tahu mengapa Telegram begitu populer. Bayangkan, lusinan karyawan bekerja penuh waktu hanya untuk itu saja,” tuturnya, Sabtu (9/1).

“Saya dengan senang hati memberikan rahasia kami secara gratis: hormati pengguna Anda,” lanjut dia.

Durov mengatakan bahwa saat ini jutaan pengguna WhatsApp marah karena harus berbagi semua data pribadi mereka ke mesin iklan Facebook. Tak heran, lanjutnya, bila pengguna WhatsApp beralih ke Telegram dalam waktu cepat.

“Dengan sekitar 500 juta pengguna dan terus berkembang, Telegram telah menjadi masalah utama bagi perusahaan Facebook,” ucap Durov.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa Facebook tak bisa bersaing dengan Telegram terkait kualitas dan privasi. Jadi, ia tak heran bila WhatsApp beralih ke pemasaran terselubung WhatsApp dengan menggunakan bot berbayar dalam artikel WhatsApp di Wikipedia.

“Editor Wikipedia baru-baru ini mengungkap beberapa bot berbayar telah menambahkan informasi bias ke dalam artikel WhatsApp Wikipedia,” ujar Durov.

Adapun informasi yang menurut Durov tak benar yang disebarkan oleh bot itu, seperti kode Telegram bukanlah open-source, Telegram adalah bahasa Rusia, dan Telegram tidak dienkripsi.

Atas tindakan bot itu, Durov menyindir Facebook yang telah menghabiskan hampir US$10 miliar hanya untuk pemasaran pada 2019.

“Tidak seperti Facebook, Telegram tam mengeluarkan uang, apalagi miliaran dolar, untuk pemasaran. Kami percaya bahwa orang-orang cukup pintar untuk memilih yang terbaik bagi mereka. Dan, dilihat dari setengah miliar orang yang menggunakan Telegram, keyakinan ini benar,” tandas Durov.

(LH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  68  =  75