Nasional

BARIKADE 98 Tuding BEM UI, HMI MPO dan BEM SI Diremote Oligarkhi Orba

Channel9.id – Jakarta. Waketum BARIKADE’98 Nuryaman Berry Hariyanto angkat suara mengenai polemik Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) setelah menyampaikan kritik terhadap Presiden Joko Widodo.

Sejumlah perwakilan BEM UI dipanggil pihak kampus setelah mengunggah poster yang menjuluki Jokowi dengan sebutan The King of Lip Service atau Raja Pembual karena dinilai kerap menebar janji manis.

Nuryaman mengatakan tidak terkejut dengan kritikan BEM UI yang disusul dengan ajakan revolusi dari Himpunan Mahasiswa Islam Majelis Penyelamatan Organisasi (HMI MPO) dan BEM Seluruh Indonesia (SI) tersebut lantaran sudah mengetahui aktor intelektual di belakangnya.

“Saya tidak terkejut–karena saya tahu siapa aktor di belakangnya. Ironis. Di tengah pandemi Covid 19 yang tengah mendera seluruh rakyat Indonesia, dan tidak sedikit yang disibukkan dengan melakukan Isolasi Mandiri (Isoman), HMI MPO dan BEM SI justru seperti tidak punya hati dengan melayangkan seruan revolusi dan konsolidasi nasional menggalang perlawanan rakyat,” ujar Nuryaman, Kamis, 1 Juli 2021.

Dia menuding, ketiga pihak tersebut memang tanpa sadar ingin merusak fokus pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19.

Baca Juga: PB HMI MPO Nilai Rektorat UI Terkooptasi Politik Pemerintah

“Jika seperti itu tujuan mereka, faktanya menjadi benar kalau sesungguhnya gerakan mereka ada yang meremote dari belakang dengan adanya peran bohir yang memiliki agenda politik jahat,” ujarnya.

Padahal kata Nuryaman, jika kita sedikit saja melihat dari sisi kemanusiaan, saat ini Presiden Jokowi dan jajarannya sedang memiliki tugas berat untuk menekan tingkat penyebaran virus covid 19 yang sudah menyebar ke seantero negeri.

Nuryaman mengatakan, seharusnya BEM UI, HMI MPO dan BEM SI yang merupakan agent of change, insan intelektual, dan generasi penerus bangsa, semestinya memiliki empati atas musibah pandemi yang sudah mewabah ke seluruh belahan dunia ini.

“Sepertinya adik-adik mahasiswa ini memang sudah punya agenda setting sendiri yang bukan bertujuan membangun negerinya. Mereka lebih memilih menjalankan tugas dari mentor dan bohirnya yang bisa kita duga masih beririsan dengan Cendana, oligarki orde baru dan para pengusaha hitam,” jelasnya.

IG

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

7  +  2  =