Channel9.id-Jakarta. Kamu mungkin pernah mengalami kedutan pada otot atau muscle twitching. Kondisi ini terjadi tanpa sengaja. Adapun otot yang kerap berkedut antara lain: kelopak mata, lengan, betis, dan kaki.
Kedutan pada otot itu terjadi karena pengiriman sinyal ke otot menjadi tak seimbang. Kondisi ini memungkinkan saraf memberi sinyal kepada otot untuk bergerak secara berulang-ulang tanpa kendali, yang disebut otot kedutan. Sementara itu, normalnya otak mengirimkan sinyal melalui saraf ke otot untuk memberi tahu kapan otot harus berkontraksi. Mekanisme inilah yang membantumu untuk bergerak, dilansir dari Wexner Medical Center.
Kedutan pada otot biasanya terjadi sebentar dan bisa hilang dengan sendirinya. Hal ini sebetulnya umum terjadi. Namun, kedutan pada otot juga bisa menjadi tanda adanya gangguan saraf, lo. Untuk lebih jelasnya, coba simak penjelasan berikut ini.
Baca juga: Selain Banyak Gerak Fisik, Nyeri Otot Juga Disebabkan Hal Ini
1. Dehidrasi
Memenuhi kebutuhan cairan tubuh membantu menyeimbangkan kadar natrium dalam tubuh. Ini akan membantu mempertahankan fungsi otot dan saraf yang normal. Sementara itu, kalau tubuh tak punya cukup cairan dan kelebihan natrium, kerja saraf jadi tak normal sehingga kedutan bisa terjadi.
2. Berlebihan konsumsi kafein
Kafein yang berlebihan pada tubuh bisa mengubah jumlah energi pada otot. Ini menyebabkan pelepasan sinyal saraf ke otot yang tak normal dan menyebabkan otot kedutan.
3. Kurang nutrisi
Ada sejumlah nutrisi yang membantu mempertahankan fungsi normal otot dan saraf, termasuk vitamin D dan vitamin B12. Jika kamu kekurangan nutrisi ini, perubahan pada saraf bisa terjadi dan menyebabkan kedutan.
4. Kurang tidur
Kurang tidur juga bisa menyebabkan otot sering berkedut, terutama pada kelopak mata. Pasalnya, kurang tidur menyebabkan jumlah neurotransmiter yang diproduksi otak tak stabil sehingga perintah yang diterima saraf otot pun menjadi terganggu.
5. Stres
Stres, cemas, dan gugup bisa menyebabkan otot berkedut. Saat ini terjadi, tubuh akan menangkap sinyal stres dan melepaskan neurotransmitter yang bisa memicu otot berkedut. Namun, ketika stres mereda, kedutan akan hilang sendirinya secara berangsur-angsur.
6. Olahraga
Setelah olahraga atau beraktivitas fisik, otot juga bisa mengalami kedutan. Umumnya, ini terjadi karena kekurangan elektrolit setelah beraktivitas fisik.
7. Efek samping obat
Obat-obatan tertentu, seperti diuretik, kortikosteroid, dan estrogen, bisa menimbulkan efek samping otot kedutan. Obat-obatan ini diketahui dapat mengubah ion dalam tubuh kita (pH) dan penyebab kedutan pada otot.
8. Penyakit saraf dan otot
Penyakit saraf dan gangguan otot tertentu bisa menyebabkan kedutan. Adapun sejumlah kondisi medis yang dimaksud, antara lain: distrofi otot, atrofi otot, penyakit neurodegeneratif seperti penyakit Parkinson dan Alzheimer, kerusakan saraf, hingga cedera kepala atau tulang belakang.
Itu dia sejumlah kemungkinan yang bisa menyebabkan otot berkedut. Untuk mengatasinya, kamu perlu pastikan dulu apa penyebabnya. Misalnya, kedutan yang sering terjadi akibat dehidrasi bisa diatasi dengan minum banyak air. Kamu juga perlu menerapkan gaya hidup sehat untuk mencegah otot kedutan berulang. Ini termasuk mengonsumsi makanan bergizi seimbang, rutin olahraga, hingga tidur cukup.
Adapun tanda bahwa otot kedutan merupakan tanda penyakit serius yaitu kedutan berlangsung lama dan tak kunjung mereda, bahkan mengganggu aktivitas. Selain itu, otot terasa lemas dan mengecil, mati rasa di area kedutan, kejang, dan sakit kepala parah. Kalau mengalami tanda-tanda ini, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.