Channel9.id-Jakarta. Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Harif Fadhilah, mengatakan lebih dari 70 perawat meninggal dunia selama pandemi virus corona di Indonesia. Mereka meninggal setelah menangani pasien Covid-19.
“Lebih dari 70 perawat telah gugur akibat Covid-19,” katanya dalam acara Doa Perawat Untuk Negeri yang disiarkan melalui YouTube BNPB Indonesia, Selasa (15/09).
Meninggalnya lebih dari 70 perawat ini menjadi duka mendalam bagi PPNI. PPNI merasa kehilangan perawat yang memiliki kompetensi tinggi dan berdedikasi terhadap bangsa. “Kami merasa kehilangan yang luar biasa,” ujar Harif.
Baca juga: 115 Dokter Meninggal, 300 Ribu Orang Terancam Kehilangan Layanan Kesehatan
Harif menyebut, perawat dan petugas kesehatan lain merupakan tenaga vital dalam penanganan covid-19. Mereka berjibaku, bahu membahu dalam memutus rantai penularan corona tanpa mengenal lelah dan waktu.
Bahkan, mere115ka mempertaruhkan nyawa saat menangani pasien Covid-19. “Kerja dalam kondisi penuh risiko membahayakan bahkan dapat merenggut jiwanya,” kata dia.
Dalam kesempatan sama, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyampaikan ucapan duka cita mendalam atas meninggal dunianya para perawat akibat terpapar Covid-19 saat bertugas. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada para perawat yang sudah bertugas dalam menangani pasien Covid-19.
Terawan menekankan pentingnya bagi para perawat untuk disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan selama menjalankan tugas.
“Saat ini banyak teman rekan sejawat tenaga kesehatan yang sakit dan meninggal karena terpapar saat menangani Covid. Ini bukti bahwa kerja ini berisiko tinggi hingga bertaruh nyawa demi raga yang lain. Kuncinya disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan,” kata Terawan.
Sebelumnya, Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Adib Khumaidi menyampaikan, kematian dokter terkait COVID-19 akan berdampak terhadap pelayanan kepada masyarakat.
“Kematian dokter yang saat ini 115 dokter dengan asumsi satu dokter melayani 2.500 orang. Maka, menggambarkan rakyat Indonesia hampir 300.000 orang akan kehilangan pelayanan dari dokter,” ujar Adib dalam keterangan tertulis, Senin (14/09).
“Begitu juga dengan meninggalnya dokter gigi dan perawat,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Adib mengungkapkan, jumlah dokter di Indonesia terendah kedua di Asia Tenggara, yaitu 0,4 dokter per 1.000 penduduk.
“Artinya, Indonesia hanya memiliki 4 dokter yang melayani 10.000 penduduknya,” ungkapnya.
IG