Blackberry Diprediksi Laku di Negara yang Peduli Keamanan Data
Techno

Blackberry Diprediksi Laku di Negara yang Peduli Keamanan Data

Channel9.id-Jakarta. Belakangan ini, industri teknologi dihebohkan oleh kabar bangkitnya Blackberry. Perusahaan ini disebut akan merilis ponsel terbaru pada Mei 2021. Adapun target pasarnya ialah pengguna Android penyuka keyboard fisik dan mereka yang ingin keamanan datanya terjamin.

Produsen Blackberry terbaru, yakni Onward Mobility dan Foxconn, memang berniat menjual BlackBerry dengan menghadirkan nostalgia keyboard QWERTY fisik dan ketangguhan sekuriti ponsel tersebut.

Baca juga : Facebook Segera Rilis Fitur yang Serupa dengan Clubhouse

Namun, pengamat gawai dari komunitas Gadtorade Lucky Sebastian mengaku pesimis Blackberry (BB) bisa bersaing dengan produsen lain. “Belum lagi apakah bisa bersaing selain dari sisi teknologi dan harga,” imbuhnya dikutip pada Selasa (20/4).

Lucky menjelaskan bahwa ini bukan kali pertamanya BlackBerry inign memasuki pasar smartphone. Di Indonesia sendiri, Blackberry sempat menjual BB Merah Putih namun gagal. Ia bahkan menambahkan, hingga kini belum ada brand yang sudah tenggelam kemudian berhasil bangkit lagi dan jaya seperti sebelumnya.

Lucky menilai memang mungkin BB bisa menghadirkan nostalgia bagi pengguna terdahulu, yang saat ini sudah tua. Sementara, bagi generasi milenial dan Z, ponsel tersebut kemungkinan tidak menarik.

Selain itu, ia juga mengatakan bahwa ponsel BB, yang diklaim memiliki keamanan tinggi, kemungkinan lebih cocok dipasarkan di negara peduli pada pengamanan data pengguna, seperti di negara Amerika Serikat dan negara-negara Eropa.

“Amerika biasanya bisa membawa angin yang bagus ke negara lain. Setelah Amerika dan Eropa, baru ke Asia, terutama Indonesia yang pernah menjadi pasar BB yang besar,” tuturnya.

Lebih lanjut, Lucky mengaku ragu apakah produsen BB mau berinvestasi di Indonesia, karena saat ini pemasaran produk harus melalui sistem Tingkat komponen dalam negeri (TKDN). Ini artinya perusahaan harus merakit dan membuat komponen di Indonesia. “Selaku perusahaan baru. entah mereka akan kuat atau tidak untuk melakukan TKDN di Indonesia, apalagi jika device-nya baru 1 macam dan mengambil pasar flagship,” sambung dia.

(LH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2  +  5  =