Nasional

BMKG Pasang Alat Deteksi Tsunami di Anak Gunung Krakatau

Channel9.id-Banten. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memasang alat sensor water level dan sensor curah di Pulau Sebesi, Selat Sunda. Pemasangan alat pengukur ketinggian air laut ini untuk mengantisipasi dini dampak erupsi Anak Gunung Krakatau terhadap tinggi gelombang laut.

Alat yang terhubung langsung ke server Automatic Weather Station (AWS) Rekayasa di BMKG. Penggunaan alat sensor ini diharapkan dapat memberikan informasi lebih awal potensi terjadinya tsunami sebagai dampak dari longsoran (erupsi) Anak Gunung Krakatau.

Karena lokasi alatnya dipasang relatif lebih dekat dengan Anak Gunung Krakatau, jika gunung itu meletus lagi, peringatan dininya diperkirakan lebih cepat disampaikan kepada publik.

“Karena lokasinya relatif lebih dekat dengan Anak Gunung Krakatau, sehingga sebelum gelombang (tsunami) itu sampai ke pantai di wilayah Banten atau pun di wilayah Lampung, semoga sudah ada kesiapan-kesiapan,” kataKepala BMKG, Dwikorita, saat ditemui di posko tanggap bencana tsunami Selat Sunda, di Kabupaten Pandeglang, Banten.

Dwikorita menyebut, nantinya alat tersebut akan bekerja memantau pergerakan gelombang dan cuaca yang disebabkan oleh aktivitas Anak Gunung Krakatau. Jika ada gelombang mengalami fluktuasi yang tinggi, maka sensor akan mengirim sinyal ke pusat data yang terhubung.

“Secara pararel akan mengabarkan BMKG Jakarta, BPBD, dan Polda, akan diketahui lebih cepat jika ada gelombang tinggi seperti tsunami, jadi ada peringatan dini lebih cepat untuk masyarakat,” kata dia.

BMKG dan Badan Geologi juga terus memantau perkembangan Anak Gunung Krakatau. Masyarakat dapat memantau perkembangan beritanya hanya dari aplikasi Info BMKG dan aplikasi Magma Indonesia.

Anak Gunung  Krakatau merupakan salah satu gunung api didalam laut yang paling aktif di dunia. Usai erupsi dan memicu tsunami pada Sabtu (22/12), kini ketinggiannya tinggal 110 meter dari permukaan laut (mdpl), dari sebelumnya setinggi 338 mdpl. Sebagian material gunung dipastikan telah jatuh luruh ke laut yang kemudian diduga memicu terjadinya tsunami Selat Sunda dan kawasan pesisir Lampung dan Banten.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

59  +    =  65