Nasional

BNPB Petakan Karakteristik Pengungsi untuk Pastikan Bantuan Tepat Sasaran

Channel9.id – Aceh. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memetakan karakteristik pengungsi secara rinci untuk memastikan bantuan dan layanan kemanusiaan lebih tepat sasaran, terutama bagi kelompok rentan. Pendataan ini menjadi dasar pengambilan keputusan pada fase tanggap darurat lanjutan hingga pemulihan awal.

Hingga Kamis (18/12/2025), tercatat 537.185 jiwa masih berada di pengungsian yang tersebar di 27 kabupaten/kota berstatus tanggap darurat. Data tersebut menjadi acuan dalam perencanaan intervensi dan distribusi bantuan.

“Pendataan detail karakteristik pengungsi kami lakukan agar kebutuhan khusus di luar bantuan umum dapat dipenuhi secara lebih tepat,” ujar Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Abdul Muhari saat di Bireuen, Aceh, Kamis (18/12/2025).

BNPB melakukan pendataan melalui dashboard data terbuka dan kerja lapangan yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Di Sumatera Utara, BNPB menggandeng perguruan tinggi setempat dengan menurunkan 63 enumerator yang mengumpulkan data di 36 titik pengungsian dengan 8.951 pengungsi.

Hasil awal menunjukkan mayoritas pengungsi berada pada usia dewasa 18–59 tahun. Kelompok perempuan sebagai kepala keluarga dan penyandang disabilitas teridentifikasi sebagai kelompok rentan yang memerlukan perhatian serta dukungan logistik khusus.

Menurut Abdul Muhari, pemetaan tersebut menjadi dasar penajaman intervensi pemerintah. Langkah itu mencakup penyaluran logistik spesifik, layanan kesehatan, hingga penyiapan hunian sementara dan hunian tetap.

“Dengan data yang presisi, kita bisa memastikan tidak ada pengungsi yang terlewat dan bantuan benar-benar sesuai kebutuhan mereka,” tegasnya.

Seiring pendataan, BNPB mengoptimalkan langkah pendukung pemulihan, termasuk operasi modifikasi cuaca untuk menekan risiko bencana susulan, percepatan pembukaan akses, dan kelancaran distribusi logistik nasional. Stok logistik nasional tercatat 1.189 ton, dengan 1.100 ton telah disalurkan dan 89 ton disiapkan sebagai buffer.

“Pendataan karakteristik pengungsi adalah kunci agar respons kemanusiaan lebih adil, tepat, dan berkelanjutan,” pungkasnya.

HT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

16  +    =  22