Channel9.id-Sumedang. Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Karjono Atmoharsono mengatakan, Kirab Panji dan Mahkota merupakan bagian dari menggali mutiara nilai Pancasila, karena telah melestarikan budaya bangsa, kearifal lokal di masa sejarah Kerajaan Sunda.
Karjono yang hadir mewakili Kepala BPIP K.H Yudian Wahyudi menghadiri Kirab Panji dan Kirab Mahkota Kemaharajaan Sunda di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat itu mengatakan, kegiatan tersebut merupakan bagian dari menggali mutiara Pancasila yang ada di Sumedang.
“Menggambarkan refleksi bagaimana dahulu Panji dibawa oleh Prabu Aji Putih dari Darmaraja. Mahkota Binokasih merupakan sejarah ketika Kerajaan Sumedang menjadi penerus Kerajaan Sunda (Pajajaran). Mahkota diserahkan Prabu Siliwangi melalui hulu balangnya kepada Pangeran Geusan Ulun,”ujarnya Minggu, (14/5).
Karjono melanjutkan, filosofi Insun Medang Insun Madangan yang kemudian menjadi kata “Sumedang”, warga Sumedang harus bermanfaat bagi bangsa dan negara. Insun Medal berarti (Insun: Aku, Medal: Keluar). Insun Medal berarti (Insun: Daya, Madangan: Terang).
“Aku Lahir Untuk Memberikan Penerangan. Pada dasarnya Hidup yang lebih bermanfaat. Sementara kata Sumedang berasal dari kata insun madangan, yang berubah pengucapannya menjadi sun madang, dan selanjutnya berubah menjadi Sumedang,”katanya.
Karjono pun mengajak, untuk menjadikan Pancasila layaknya bintang penerang sehingga mampu melalui berbagai tantangan dan ujian di tengah cita-cita mewujudkan kemajuan dan kemandirian bangsa Indonesia.
“Sebagai bangsa majemuk memiliki tantangan besar dalam mempertahankan persatuan dan kesatuan masyarakatnya yang terdiri dari berbagai etnis, suku, budaya, dan agama. Kemajemukan bangsa Indonesia dewasa ini juga makin diuji dengan timbulnya riak-riak dari aksi segelintir kelompok dengan menyebarkan paham-paham yang dapat merusak tatanan kehidupan bangsa yang berlandaskan Pancasila,”paparnya.
Menurutnya dengan Pancasila kita mampu melalui tantangan dan ujian yang ada saat ini, terutama keberagaman yang ada di Indonesia, tapi bangsa Indonesia tetap rukun.
“Dibandingkan negara lain seperti negara yang ada di Timur Tengah yang memiliki sedikit suku, ras agama tetapi selalu perang, tetapi alhamdulillah kita memiliki ribuan suku, budaya maupun ragam agama tetapi kita selalu rukun”, terangnya.
Ia berharap Kabupaten Sumedang menjadi pelopor dalam persatuan dan kesatuan sebagaimana yang diwariskan oleh para leluhur. Dalam kesempatan yang sama Raja Keraton Suedang Larang Paduka Sri Radya H.R.I. Lukman Soemadisoeria mendorong Pemerintah Sumedang dan Keraton Sumedang Larang untuk bekerjasama dalam Pembinaan Ideologi Pancasila.
Ia bahkan memberikan tujuh mandat atau titah melalui Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) diantaranya untuk mengembalikan kesejatian Pancasila, menyerap aspirasi para kesultanan dan raja, serta menyoroti situasi banga Indonesia.
Sementara itu, Sekretaris Jendral DPD RI Rahman Hadi menyatakan komitmennya akan menyampaikan aspirasi atau titah dari kerajaan keraton Sumedang Larang kepada Ketua DPD RI.
Meskipun demikian pihaknya akan terus gencar melakukan titah yang disampaikan para sultan dan raja.
“Kerajaan Nusantara inilah yang melahirkan tradisi pemerintahan baik dari pendidikan, penulisan maupun pengobatan”, paparnya.
Selain itu puncak sumbangsih kerajaan Nusantara ini untuk Bangsa dan Negara Indonesia adalah dukungan moril maupun materil dari para Raja Nusantara dalam proses kemerdekaan Republik Indonesia.
“Sumbangsih dalam proses lahirnya NKRI adalah salah satunya adalah dari keraton Sumedang”, tegasnya.
Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir mengaku kegiatan dalam rangka memperingati hari jadi Kabupaten Sumedang ke-445 tersebut berbeda dengan sebelumnya. Kirab ini dimulai dari Kabupaten Ciamis, Bogor, dan berakhir di Kabupaten Sumedang.
“Hal ini berdasarkan peristiwa sejarah mahkota sebagai simbol Kerajaan Sunda Pajajaran kepada Kerajaan Sumedang Larang”, ucapnya.
Dony mengajak kepada seluruh stakeholders untuk berkolaborasi, gotong royong dalam membangun Bangsa dan Negara terutama untuk Kabupaten Sumedang.
Dirinya juga menekankan warga Sumedang dimanapun berada untuk menjadi solusi dalam pembangunan Kabupaten Sumedang umumnya Bangsa dan Negara Indonesia. “Makna filosofi Sumedang ini adalah, orang Sumedang dimamapun berada harus jadi solusi”, tegasnya.
Baca juga: Kepala BPIP Sebut Pancasila Merupakan Harapan Masa Depan
Ia berharap Kirab Panji dan Mahkota Binokasih ini bisa menggugah semua masyarakat Sumedang, untuk meneruskan perjuangan para leluhur Sumedang.