Channel9.id-Jakarta. Sistem kekebalan tubuh atau imun kian menurun seiring bertambahnya usia. Mengenai hal ini, studi terbaru mendukung dugaan para ahli imunologi yang meyakini bahwa stres merupakan faktor utama yang menyebabkan hal tersebut.
“Penurunan imun menunjukkan mengapa orang tua lebih mungkin mendapat manfaat dari vaksin dan mengapa mereka bisa mengelami komplikasi lebih serius terkait infeksi seperti COVID-19,” ujar Erik Klopack, Ph.D., penulis utama studi dan doktor lulusan Leonard Davis School of Gerontology di University of Southern California, dikutip dari Healthline.
“Studi kami menunjukkan bahwa stres bisa mempercepat penurunan imun,” pungkasnya.
Peneliti yang mempelajari imunitas dan penuaan—disebut immunosenescence—telah lama mengetahui bahwa seiring bertambahnya usia, banyak yang mengalami penurunan imun.
Namun, Klopack mengatakan mengapa imun bisa menurun lebih cepat pada beberapa orang tertentu belum dipahami. Maka dari itu, dia melakukan penelitian dan merilis hasilnya.
Secara biologis, tubuh memiliki mekanisme untuk membentengi diri dari ancaman zat di luar tubuh. Benteng ini dibangun sepanjang kita masih hidup oleh pasukan yang disebut sel T. Sel T ini memiliki sifat yang “naif,” kata Klopack. Saat sel ini dewasa, mereka bersemayam di tubuh dan menunggu sinyal untuk bertindak. Saat diaktifkan, sel ini menempel pada virus atau infeksi lain yang mungkin membahayakan kita.
Sel T bisa menjadi “sel T memori”, yang siap melawan infeksi yang sama. Sel-sel ini juga bisa menua menjadi sel T yang “berdiferensiasi secara terminal” yang bisa berpotensi berdampak negatif pada sel lain.
Apa yang ditemukan oleh penelitian ini, kata Klopack, adalah bahwa kendati hampir semua orang memiliki sel yang tak begitu “naif” dan lebih berdiferensiasi seiring bertambahnya usia, stres tampaknya membuat kesehatan kacau.
Di saat pemicu stres datang dari segala arah—seperti tantangan pandemi COVID-19, peningkatan harga gas, kerusuhan politik, cuaca ekstrem, Klopack percaya bahwa dengan menggali lebih dalam hal ini bisa membantu masyarakat untuk menemukan kunci tentang cara menjaga populasi lanjut usia yang terus meningkat menjadi lebih sehat.
“Masih ada lebih banyak penelitian yang diperlukan, tetapi ada bukti bahwa orang dengan imunitas yang menurun kurang mampu melawan infeksi akut, seperti flu atau COVID-19, risiko penyakit kardiovaskular dan risiko kematian yang lebih besar,” kata dia.
Klopack mengatakan dia dan rekannya ingin mempelajari masalah ini lebih lanjut, termasuk melihat bagaimana stres bisa memengaruhi imun di sepanjang hidup.
“Begitu gelombang data baru tersedia, kami bakal bisa melihat perubahan persentase sel ini dari waktu ke waktu, dan saya pikir itu akan sangat menarik,” katanya.
“Kami juga melihat stres yang dialami sepanjang perjalanan hidup, termasuk di masa kanak-kanak. Ada bukti dari penelitian lain bahwa kesulitan masa kanak-kanak bisa mempengaruhi kesehatan orang dewasa, sehingga kemungkinan juga mempengaruhi penurunan imun, ”lanjutnya.
Sementara penelitian belum tuntas, Dr. Gregory A. Poland, ahli penyakit infeksi dan kepala riset vaksin di Mayo Clinic mengatakan bahwa seseorang sebaiknya menyeimbangkan kesehatan fisik dan psikologis. “Jika Anda melakukan itu, maka Anda telah melakukan lebih dari obat apa pun yang pernah kami buat,” sambungnya.