Channel9.id – Jakarta. Stres dan kecemasan merupakan dua hal yang berbeda namun memiliki kesamaan, sehingga butuh pemahaman terhadap keduanya dan penanganan yang berbeda. Sejatinya, keduanya adalah hal normal yang dimiliki oleh manusia.
Stres dan kecemasan merupakan respon alamiah tubuh terhadap ancaman. Hal ini merupakan respon lawan atau lari (fight or flight). Ketika seseorang menghadapi rangsangan tertentu (yang mengancam), tubuh akan melepas hormon stres yang memacu detak jantung untuk berdetak lebih cepat. Sehingga aliran darah ke organ dan anggota tubuh lebih meningkat.
Medical News Today melaporkan bahwa hal ini menyebabkan peningkatan laju pernapasan dan tekanan darah. Indra mereka menjadi lebih tajam dan tubuh melepaskan zat kimia (nutrisi) ke dalam aliran darah. Kondisi inilah yang disebut sebagai stres.
Sedangkan respon tubuh berupa perasaan tidak nyaman, ketakutan, adalah respon terhadap stres. Hal ini disebut sebagai kecemasan.
Kedua memiliki gejala yang mirip yakni detak jantung cepat, serta berbagai perubahan emosi dan fisik. Namun, stres biasanya berlangsung singkat dan terkait dengan ancaman yang jelas, sedangkan kecemasan dapat berlangsung lebih lama dan seringkali tidak ada pemicu yang jelas.
Baca juga: Riset Sebutkan Berkebun dapat Menangani Stress
Ada berbagai cara untuk mengelola stres dan kecemasan. Strategi relaksasi seperti latihan pernapasan, fokus pada kata-kata yang menenangkan, dan visualisasi pemandangan yang tenang bisa membantu. Aktivitas fisik seperti jalan cepat atau berlari juga efektif. Berbicara tentang kekhawatiran dengan orang yang dipercayai juga bisa meredakan stres.
Masalah utamanya akan muncul jika stress terpendam dan berkembang jadi gangguan kecemasan. Sehingga disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk gangguan ini. Medical News Today menyebut beberapa tanda gejala adalah penyalahgunaan obat atau alkohol, perubahan signifikan dalam kebiasaan tidur atau makan, dan pikiran tentang menyakiti diri sendiri atau bunuh diri.
(FB)