Channel9.id – Jakarta. Direktur Center For Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi memprediksi PDI Perjuangan akan mengusung kadernya Puan Maharani yang maju dalam Pilpres 2024. Menurut Uchok, PDI Perjuangan akan lebih memilih Puan Maharani ketimbang Ganjar Pranowo meski memiliki elektabilitas tinggi.
“Yang sampai saat ini pencalonan Puan, tidak ada saingan sama sekali dari internal partai tersebut. Meskipun ada nama GP (Ganjar Pranowo) muncul sebagai saingan kuat Puan untuk calon Presiden. Tetapi nasib GP tidak seberuntung seperti Jokowi. Nasib GP bakalan dicuekin PDIP walaupun elektabilitas GP sangat tinggi dibandingkan Puan. Sebentar lagi GP akan “ditampar” Partai sendiri. disuruh pergi jauh meninggal PDIP jika ingin tetap GP bersaing dengan Puan,” kata Uchok dalam rilis, Kamis 21 April 2022.
Uchok menduga, Puan akan diberikan pilihan dipasangkan antara Prabowo Subianto atau Anies Baswedan. Diantara keduanya, Puan akan memilih dipasangkan dengan Anies Baswedan.
“Dari selera Puan sepertinya lebih nyaman dan menguntungkan berpasangan atau dinikahkan dengan Anies Baswedan dibandingkan Prabowo Subianto,” ujar Uchok.
“Ketika Puan berpasangan dengan Anies Baswedan, Puan bisa memilih sebagai nomor satu atau menjadi calon Presiden. Tapi, ketika berpasangan dengan Prabowo Subianto, Puan harus puas hanya sebagai wakil Presiden,” lanjutnya.
Uchok menambahkan, Puan yang berpasangan dengan Anies Bawesdan, maka Anies diharapkan bisa sebagai magnet yang menarik kaum oposisi dan massa Islam Politik atau Islam Radikal untuk masuk ke dalam barisan koalisi Puan – Anies tersebut. Dengan modal massa Islam ini, dan akan ditambah dengan massa PDIP, diprediksi mereka bisa menang dalam Pilpres 2024 nanti.
“Memilih Anies Bawesdan sebagai pasangan Puan karena dianggap sebagai ikon oposisi terhadap pemerintahan Jokowi. Kaum oposisi dan Islam Politik menganggap Anies satu satunya Gubernur yang berani melawan pemerintahan Jokowi. Dengan alasan inilah, mereka sangat mengidola Anies dibandingkan Prabowo sebagai Presiden Selanjutnya untuk mengantikan Presiden Jokowi,” ucap Uchok.
Prabowo dianggap oleh Kaum oposisi dan Islam Politik sudah bunuh diri Politik setelah menjadi Menterinya Jokowi. Prabowo lebih mengejar jabatan menteri daripada menjadi pemimpin umat untuk mengontrol jalannya kekuasaan Pemerintahan Jokowi.
Dengan pertimbangan Anies lebih dekat dengan Kaum oposisi dan Islam Politik, Puan sepertinya lebih memilih Anies dibandingkan Prabowo. “Prabowo dianggap sudah ditinggalin massa Islam Politik sebagai pendukung utama. Dan Massa Islam Politik tersebut sudah menjadi pendukung Fanatik Anies Bawesdan,” ujarnya.
Dan ketika Persekutuan Puan – Anies Sudah terbentuk, maka hal ini menjadi fenomena luar biasa dalam politik. Sekali lagi, betul-betul luar biasa bisa menyatukan massa pendukung Puan dan Anies dalam bingkai kepentingan bersama. Padahal sebelumnya kedua massa pendukung ini adalah musuh bebuyutan dalam politik pratis yang tidak bisa didamaikan.
Oleh karena, yang namanya Musuh Islam Politik ialah orang-orang PDIP itu sendiri, bukan pribadi Presiden Jokowi. Ketika Presiden Jokowi salah dalam kebijakannya, yang diolok-olok atau disalahkan oleh Kaum Islam Politik bukan Jokowi, atau Luhut Binsar Pandjaitan. “Tetapi kalau tidak Ibu Megawati Soekarnoputri, ya bisa partai PDI Perjuangan sendiri,” tegas Uchok.
Jadi, menyatuhkan massa Puan dengan Anies seperti mempertemukan air dan minyak yang tidak akan bersatu selamanya dalam dunia Politik persilatan. Tetapi, kalau ingin ngotot mempersatukan Puan – Anies di KPU, maka prediksi yang terjadi adalah massa Islam Politik akan kabur meninggalkan Anies Bawesdan dan Puan Maharani, dan akan Kembali lagi mendukung Prabowo lagi.
HY