Channel9.id – Jakarta. Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum (Dirjen Polpum) Kemendagri Bahtiar menegaskan budaya politik yang damai dan penuh harmoni harus terus dibangun jelang Pemilu 2024.
Bahtiar sampaikan hal itu, karena menurutnya, perjalanan pelaksanaan pemilu di Indonesia ada yang tidak berkesuaian dengan budaya lokal. Bahkan, terkadang terjadi benturan dengan budaya patronase yang masih kental dianut oleh sebagian kelompok masyarakat.
“Praktik berdemokrasi ini akan berinteraksi dengan budaya lokal. Misal pemilihan langsung, bagi masyarakat yang berbudaya patron, pasti ada risiko-risiko, ada benturan-benturan,” kata Bahtiar saat membuka webinar dengan tema ‘Budaya Pemilu yang Harmoni’, Jumat (17/3/2023).
“Dari kebiasaan kepentingan-kepentingan mereka disuarakan oleh kepala adat atau kepala suku, menjadi one man one vote (dalam pemilu),” sambung Bahtiar.
Padahal, kata Bahtiar, pemilu secara teori dan konsep sebagai sebuah praktik berdemokrasi, punya kesamaan saat diterapkan di banyak negara.
Kendati demikian, lanjut Bahtiar, nilai-nilai positif budaya lokal, termasuk pada masyarakat adat, bisa menjadi semacam obat penawar untuk menyelesaikan konflik yang terjadi saat pemilu.
Nilai-nilai positif budaya lokal, antara lain kebersamaan dan rasa persaudaraan yang kuat.
“Nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan yang dijunjung tinggi itu bisa menjadi obat menyelesaikan konflik, kalau sudah telanjur ada konflik,” ungkap Bahtiar.
Adapun dalam webinar itu turut dihadiri oleh ratusan pejabat Badan Kesbangpol di seluruh Indonesia. Beberapa narasumber yang turut menjadi pembicara dalam webinar itu antara lain Sekjen Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Bamang Hendroyono, La Ode Ahmad, juga dari KPU dan Bawaslu, serta Kemendikbudristek.
Baca juga: Seperti Warga Biasa, Presiden Jokowi Didatangi Pantarlih, Coklit Data Pemilih Pemilu 2024
Baca juga: Pastikan Pemilu 2024 Digelar Sesuai Jadwal, Kemendagri: Semua Sudah Dipersiapkan
HT
