Channel9.id-Tibet. Pemimpin spiritual Tibet, Dalai Lama mengkritik para petinggi Cina dengan mengatakan mereka tidak mengerti tentang konsep keberagaman budaya dan terlalu banyak kekuasaan yang dipegang oleh kelompok etnis mayoritas Han, Rabu (10/11/2021).
Namun ia juga menyatakan kalau ia tidak mempunyai masalah dengan orang-orang Cina sebagai sesama manusia dan ia secara umum mendukung ideologi Komunisme dan Marxisme
Dalai Lama, yang hadir dalam konferensi pers online yang diadakan oleh Jepang, menjawab sebuah pertanyaan mengenai apakah komunitas internasional harus mempertimbangkan untuk memboikot Olimpiade Musim Dingin Beijing karena penindasan minoritas oleh Cina, termasuk terhadap mereka yang tinggal di Xinjiang.
“Saya tahu para petinggi Partai Komunis sejak zaman Mao Zedong. Ideologi mereka memang bagus. Namun terkadang mereka melakukan tindakan-tindakan yang ekstrim untuk menjaga kekuasaannya,” ujarnya dari kediamannya di India. Ia juga menambahkan kalau situasi akan berubah di Cina dibawah kepemimpinan yang baru nanti.
“Perihal Tibet dan Xinjiang, kita mempunyai kebudayaan tersendiri yang unik, jadi para petinggi Partai Komunis yang pikirannya tidak terbuka, mereka tidak akan mengerti konsep adanya perbedaan dan keberagaman budaya,” kritiknya.
Mengutip kalau Cina terdiri tidak hanya dari etnis Han tapi juga dari etnis lainnya, ia mengatakan: “Dalam kenyataannya, terlalu banyak orang-orang Han yang memegang kekuasaan,” sebutnya.
Cina mengambil alih kekuasaan di Tibet setelah pasukannya masuk ke daerah tersebut pada tahun 1950 dalam operasi yang mereka sebut “pembebasan yang damai,”. Sejak saat itu Tibet menjadi salah satu daerah yang tertutup dan sensitif.
Dalai Lama kabur ke India pada tahun 1959 setelah revolusi terhadap kekuasaan Cina gagal. Cina menganggap Dalai Lama sebagai revolusioner dan separatis yang berbahaya. Dalai Lama telah bekerja keras selama puluhan tahun untuk menarik perhatian dunia dalam mengakui lingustik dan otonomi kebudayaan Tibet.
Dalai Lama mengatakan kalau ia secara umum mendukung ide Komunisme dan Marxisme, ujarnya sambil tertawa saat mengingat dulu ia berpikir mau bergabung ke Partai Komunis namun tidak jadi setelah berbicara dengan salah satu temannya.
(RAG)