Channel9.id – Bandung. Ketidakpuasan dan kekecewaan terhadap proses pemilihan Ketua IKA Unpad diungkapkan dalam berbagai ekspresi. Diantaranya adalah dengan kiriman bunga duka cita atas matinya demokrasi, sebanyak kurang lebih 50 karangan bunga berjejer di sepanjang gerbang Kampus Universitas Padjajaran (UNPAD), Jalan Dipati Ukur, Bandung.
Karangan bunga tersebut dikirim oleh para alumni Unpad, yang merasa prihatin terhadap proses pemilihan Ketua IKA Unpad. Seperti dari Ferry Mursidan Baldan dan sejumlah alumni lainya.
Mereka menyatakan duka mendalam terhadap matinya demokrasi dalam Mubes IKA. AmanahAD/ART dikhianati, perhelatan yang seharusnya memberikan hak-hak kepada alumni untuk memilih langsung, diganti dengan sistem perwakilan.
Selain mengirim karangan bunga, alumni lain juga menyatakan kekecewaanya dengan membuat surat terbuka. “ Hak kami dikebiri dan diberangus oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan pantia musyawarah besar pemilihan Ketua IKA Unpad,” jelas Epi Zaenal Hanafi Alumni HI-Fisip Unpad, dalam surat terbukanya yang beredar di media sosial.
Baca juga : Doppelgänger: Oknum Panitia Mubes X IKA Unpad dan Fasisme
Ia mengatakan tanggal 13 September 2020 tercatat dalam sejarah mubes pemilihan Ketua IKA Unpad sebagai mubes yang kelam dan penuh dengan tindakan perampokan suara alumni. Betapa tidak, suara alumni sekitar 500.000 orang yang tersebar di seluruh Nusantara bahkan dunia, diklaim secara sepihak seolah sudah terwakili oleh segelintir peserta mubes yang mengatasnamakan perwakilan dari Komisariat Daerah dan Komisariat Fakultas.
“Kami merasa malu atas perilaku panitia yang sangat ambisius terhadap kekuasaan dengan berlindung di balik makna musyawarah dan format perwakilan yang menapikan tata aturan dan moralitas ini,” tuturnya.
Dalam situasi Pandemi, seharusnya pemilihan Ketua IKA bisa dilakukan dengan cara-cara e-voting, sebagai wujud penghormatan terhadap hak-hak alumni. “ Tidak ada alasan sistem one man one vote untuk tidak dilaksanakan,” pungkasnya.
Namun panitia Mubes IKA Unpad telah menutup mata atau bahkan tidak memahami apa itu demokrasi dengan tetap saja menyandera demokrasi dalam Pemilu IKA Unpad.
“Dengan dikebirinya kedaulatan alumni dalam pemilihan Ketua IKA UNPAD yang baru berarti IKA UNPAD dengan sengaja telah mengerdilkan diri sendiri, dan menenggelamkan marwah IKA UNPAD ke dalam samudera nan luas,” ujar Ferry Mursyidan Baldan, mantan Ketua IKA UNPAD periode 2008-2012 dan alumni FISIP UNPAD angkatan 1981.