Internasional

Diburu 20 Tahun Lebih, Amerika Serikat Klaim Bunuh Orang Dekat Osama Bin Laden

Channel9.id-Amerika Serikat. Amerika Serikat mengkonfirmasi telah menetralisasi pemimpin Al Qaeda, Ayman al-Zawahiri, setelah diserangan dengan drone AS di Afghanistan. Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa Zawahiri, 71, masih menjadi simbol kelompok teroris internasional setelah Osama bin Laden tewas 11 tahun. Zawahiri bahkan disebut sempat menjadi dokter pribadi bin Laden.

“Zawahiri ikut terlibat dalam perencanaan serangan 11 September 2001 (9/11), dan salah satu figur yang paling bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan 2.977 orang. Selama beberapa dekade ini, ia adalah otak dibalik segala serangan ke Amerika,” kata Biden dalam konferensi pers di Gedung Putih pada Senin (1/8).

Menurut pejabat AS Zawahiri dikabarkan berlindung di sebuah rumah di Kabul dan tewas setelah dihantam dua rudal Hellfire dari drone AS pada Sabtu akhir pekan lalu, sekitar pukul 21.48 waktu setempat.

Karena hal tersebut, Taliban dianggap telah melanggar perjanjian Doha karena telah menyangkal dan menyembunyikan keberadaan Zawahiri. Taliban juga disebut telah membatasi akses masuk ke rumah persembunyian Zawahiri dan juga disebut telah memindahkan keluarga Zawahiri ke tempat yang lebih aman setelah selamat dari serangan AS.

Di lain sisi, Taliban juga telah mengonfirmasi adanya serangan drone di wilayahnya. Dikutip dari cuitan Twitter resminya, juru bicara Taliban, Zabiullah Mujahid, mengatakan “Telah terjadi sebuah serangan udara yang menargetkan sebuah rumah warga sipil di Sherpur, Kabul, 31 Juli,” tulis akun resmi Twitter Taliban.

“Awalnya alasan insiden itu terjadi masih belum diketahu, tetapi setelah agen keamanan dan intelejen Imarah Islam (Afghanistan) menyelediki serangan tersebut, temuan awal dari investigasi tersebut menunjukkan kalau serangan tersebut dilakukan oleh sebuah pesawat Drone AS,” ujar Mujahid, dikutip dari CNN.

Ia menyatakan kalau Imarah Islam Afhganistan mengutuk keras serangan tersebut untuk alasan apapun dan menyebutnya sebagai tindakan yang jelas-jelas melanggar perjanjian Doha dan peraturan-peraturan Internasional.

(RAG)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

8  +  1  =