Digrebek di Apartemen, Dua Petinggi Teroris Filipina Tewas
Internasional

Digrebek di Apartemen, Dua Petinggi Teroris Filipina Tewas

Channel9.id – Jakarta. Di Marawi, di selatan pulau Mindanao, Filipina, dua apartemen yang jaraknya tak berjauhan dibrondongi oleh peluru-peluru tembakan, Kamis (15/6). Yang tinggal di apartemen tersebut adalah para wanita dan anak-anak. Mereka tiba dua bulan lalu.

Namun, pada Rabu pagi sebelumnya, sebuah pengumuman dari pengeras suara masjid memperingatkan warga untuk jangan keluar rumah disaat lebih dari 100 petugas dari lima batalyon tentara dan polisi Filipina menggrebek dua apartemen tersebut. Tak lama kemudian terjadi baku tembak antar dua kubu yang berakhir tewasnya dua pejabat senior dari kelompok Dawlah Islamiya Maute (DI-Maute) yang punya hubungan erat dengan kelompok ISIL.

“Para wanita itu mengatakan kepada kami bahwa suaminya bekerja di Arab Saudi. Kami bahkan tak tahu kalau mereka di sini,” ujar Faridah Cotaan, warga yang tinggal bersebelahan dengan dua apartemen tersebut. “Kami tak tahu apartemen itu disewa untuk siapa,” lanjutnya.

Menurut pernyataan dari militer Filipina, penggrebekan itu ditargetkan untuk dua teroris paling senior yang berafiliasi dengan ISIL di kawasan itu: Abu Zacharia, ketua DI-Maute dan Abu Morsid, dalang logistik kelompok DI-Maute.

Kematian dua teroris senior ini telah membuat DI-Maute kehilangan figur pemimpinnya dan telah membuat kelompok mereka, yang kebanyakan remaja, kelimpungan.

Di rumah dimana Abu Morsid meninggal, keluarga yang tak tahu kalau mereka menyewakan apartemen kepada teroris itu mengatakan ada bercak darah dan bagian otak berserakan dilantai.

“Kami ini anti-ISIS. Kami sudah pernah mengalami gempuran Marawi, itu benar-benar suatu mimpi buruk. Kami tak ingin hal seperti itu terjadi lagi,” ujar orang tua yang tak ingin disebutkan namanya itu. “Kami hanya berdoa setiap bulan kalau ini benar-benar yang terakhir. Kami sungguh bersyukur pemerintah dapat melacak mereka,” lanjutnya.

Para tetangga mengatakan kalau mereka melihat tentara masuk dan mengeluarkan wanita dan tiga anak-anak dari apartemen tanpa luka-luka dari apartemen Abu Zacharia. Kemudia ada dua wanita lagi yang juga dikeluarkan dari apartemen dimana Abu Mosid tewas.

Abu Zacharia bergabung dengan garis keras DI-Maute, yang berjanji setia kepada ISIL, dengan saudara Omar dan Abdullah Maute. Pada 2016, Abu Zacharia membantu DI-Maute menguasai tempat kelahirannya, Butig di Lanao del Sur, dan tahun berikutnya, kelompok itu melancarkan serangan ke kota Marawi.

(RAG)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1  +  4  =