Channel9.id-Jakarta. PT Teknologi Militer Indonesia (TMI) angkat suara lantaran isu yang mencuat ke publik terkait pengadaan alat utama sistem pertahanan (alutsista) oleh Kementerian Pertahanan (Kemenhan) yang total nilai proyek mencapai angka 124.995.000.000 dolar AS atau sekira Rp 1.760 triliun. Awalnya, PT TMI diungkap oleh pengamat pertahanan Connie Rahakundini Bakrie dalam sebuah podcast di Youtube, pada pekan lalu.
Corporate Secretary PT TMI, Wicaksono Aji, membantah kabar yang menyebut pihaknya ditugaskan untuk pembelian atau pengadaan oleh Kementerian Pertahanan (Kemhan). Menurut dia, tidak ada satu kontrak pun dari Kemhan ke PT TMI.
“Perlu diketahui bahwa tidak ada satu kontrak pun dari Kementerian Pertahanan ke PT TMI. PT TMI tidak ditugaskan untuk pembelian atau pengadaan oleh Kementerian Pertahanan,” ujar Wicaksono dalan keterangan tertulisnya, Rabu (02/06).
Baca juga: Prabowo Datang ke DPR: Kita Jelaskan Segamblang-Gamblangnya
Dia menjelaskan, PT TMI dibentuk oleh Yayasan Pengembangan Potensi Sumber Daya Pertahanan. Yayasan tersebut sebelumnya merupakan Yayasan Kesejahterahaan Pendidikan dan Perumahan yang berada di bawah naungan Kemhan.
Wicaksono menerangkan, PT TMI adalah wadah dari para ahli-ahli alat utama sistem persenjataan (alutsista) berteknologi canggih, ahli elektronika, dan teknokrat anak bangsa. Mereka semua berperan untuk mempelajari dan alih teknologi alias ToT (training of trainer) dalam proses pencarian alutsista terbaik.
“Peran PT TMI adalah menganalisa dan memberi masukan kepada pihak-pihak yang membutuhkan, baik itu pemerintah, pendidikan ataupun swasta dalam hal ToT,” kata dia.
Menurut Wicaksono, visi PT TMI adalah mewujudkan ToT yang berbobot, yang benar-benar berkualitas dari segi teknologi dan teknis. Kehadiran PT TMI, kata dia, untuk menjawab permasalahan ToT yang selama ini belum maksimal.
“Yang kerap kali disebabkan oleh beberapa prinsipal yang belum penuh dalam memberikan teknologinya kepada Indonesia,” kata dia.
IG