Ditengah Ancaman Corona, Petani India Terus Perjuangkan Haknya
Internasional

Ditengah Ancaman Corona, Petani India Terus Perjuangkan Haknya

Channel9.id-Jakarta. Walaupun India saat ini sedang dihadapkan dengan gelombang virus corona yang sangat parah, ribuan petani masih berunjuk rasa untuk dicabutnya hukum pertanian yang disetujui oleh pemerintah tahun lalu, Senin (26/4/2021). Para petani itu akan tetap melanjutkan protesnya di daerah pinggiran ibukota, New Delhi.

Sejak bulan November, ribuan petani sudah melakukan unjuk rasa terhadap tiga hukum agrikultural baru yang disetujui oleh kepemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi. Menurut para petani aturan baru tersebut akan menghancurkan hidup mereka dengan memberikan perusahaan swasta lebih banyak kuasa pada sektor tersebut.

Modi mengklaim aturan baru itu akan memodernisasi agrikultur India. Beberapa upaya negosiasi sudah diadakan antara persatuan petani dari seluruh penjuru negeri India dengan pemerintah, namun masih menemui jalan buntu.

Walaupun melonjaknya kasus Covid-19 di India, hal itu tidak melunturkan semangat para petani India untuk menyuarakan suaranya.

Kebanyakan dari petani itu datang dari daerah Punjab, Haryana dan Uttar Pradesh.

“Hukum pertanian ini lebih mengancam kita daripada corona,” kata Kittu Maan Singh kepada Al Jazeera.

Singh, yang berasal dari Punjab, sudah sering ikut unjuk rasa ini. Ia bersama petani yang lain selama berbulan-bulan menyuarakan suaranya untuk menolak hukum pertanian itu. Mereka menyebut hukum baru itu hukum “hitam”.

“Kami pasti akan selamat dari Covid-19, tapi kalau kita tidak melawan hukum pertanian yang dicetuskan oleh pemerintahan Modi, masa depan kita akan hancur,” katanya.

Gurdarshan Singh, 61, yang berasal dari desa Wazirpur, sedang berunjuk rasa di perbatasan Singhu. Disana merupakan titik kumpul para pengunjuk rasa di daerah Haryana, yang mana seperti di Tikri, ribuan orang terus berdatangan.

“Kami tidak takut Covid-19 karena kami mempunyai hal yang lebih besar untuk dikhawatirkan,” ujar Gurdarshan kepada Al Jazeera.

Gurdarshan mempertanyakan motif pemerintah yang menyetujui hukum pertanian ketika India sedang di tengah-tengah pandemi, tanpa mendiskusikan legislasi tersebut dengan para petani atau partai oposisi.

“Jika pemerintah memang sangat khawatir dengan pandemi, kenapa mereka mencetuskan hukum pertanian ditengah-tengah masa pandemi tanpa bertanya apakah kita ingin ada perubahan atau tidak,” katanya kepada Al Jazeera.

Gurdarshan mengatakan kalau jumlah demonstran memang menurun di tiga tempat di luar New Delhi beberapa minggu ini. Tapi ia mengatakan kalau penyebabnya bukanlah karena pandemi, tapi karena adanya musim panen gandum.

(RAG)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1  +  9  =