Channel9.id-Jakarta. CEO Doroni Aerospaces, Doron Merdinger menjadi pilot uji coba electric Vertical take-off and landing (e-VTOL). Doroni H1 direncakan rilis pada 2025
Perusahaan e-VTOL asal Miami Amerika serikat berhasil uji coba penerbangan perdananya. Perusaan teknologi kendaraan terbang tersebut menyebut bahwa unit Doroni Aerospace H1 telah sukses menyelesaikan 50 test penerbangannya.
Perusahaan asal Florida ini disebut-sebut dapat mencapai jarak 96 kilometer (60 mill) setiap Kali pengisian daya. Ketika aplikasi teknologi batterai berkembang, diharapkan jarak tempuhnya mencapai 161 kilometer. Dalam video kanal resmi perusahaan ini, Doron Merdinger selaku ceo menjadi pilot uji coba kendaraan terbang versi uji coba.
Dalam wawancara dengan TMZ, Merdinger menyebut bahwa unit H1 ini akan dapat mencapai kecepatan 225 Km/Jam dan mencapai jarak 100 kaki di udara. Kendaraan futuristik akan dapat dibandrol seharga 350.000 dollar Amerika Serikat pada tahun 2025.
Carpscoops melaporkan trend pengembangan kendaraan terbang di Amerika dan Dunia mendorong regulator untuk merespon hal tersebut. Federal Aviation Administration sendiri telah banyak merilis sertifikasi yang mengijinkan uji terbang e-VTOL lebih ekstensif.
Produk asal negeri paman sam ini menjadi salah satu dari banyak perusahaan yang berlomba-lomba merilis produk mobil terbang di pasar komersil. Sebelumnya volocopter dikabarkan bahwa akan menjadi kendaraan terbang resmi yang telah mendapat lampu hijau dari regulator di Uni-Eropa. Tidak hanya itu, Volocopter juga akan mengudara perdana secara komersil pada Olimpiade dan Paralympic Prancis 2024.
Perlombaan antar berbagai entitias swasta ditentukan juga tanggal rilis kendaraan siap lepas landas ini. Jika Doroni menjanjikan akan merilis produknya pada 2025, perusahaan lain juga terlibat pada perlombaan ini. Eve Holding asal Brazil menyebut akan merilis kendaraan terbang pada 2026. Sedangkan perusahaan Aerofugia asal Tiongkok siap memasarkan kendaraan pada 2025 atau 2026.
Persiangan antar perusahaan ini berkaitan erat dengan kemunculan perusahaan teknologi produsen kendaraan terbang di berbagai negara. Di Amerika sendiri sudah eksis Joby Aviation yang pada 2020 telah mendapat persetujuan dari Militer Amerika Serikat. Di Inggris terdapat Vertical Aerospaces dan dari Jepang perusahaan Skydrive dikabarkan telah berhasil mengamankan pendanaan dari Konglomerasi Itochu.
Ketertarikan terhadap teknologi e-VTOL ada kaitannya dengan kebutuhan untuk alternatif kepadatan lalu lintas konvensional dan energi hijau.
(FB)