Hukum

Dugaan Penamparan Picu Aksi Mogok Sekolah, Kepsek SMAN 1 Cimarga Buka Suara

Channel9.id – Lebak. Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga, Dini Fitria, buka suara usai viral ratusan siswa di sekolah itu melakukan aksi mogok pada Senin (13/10/2025). Aksi ini dipicu oleh dugaan tindakan penamparan yang dilakukan Dini terhadap salah satu siswa karena ketahuan merokok di sekolah.

Dini mengakui bahwa peristiwa tersebut terjadi saat kegiatan Jumat Bersih di sekolah yang berlokasi di Kabupaten Lebak, Banten itu. Ia melihat seorang siswa berinisial ILP (17) tengah merokok di area sekolah.

“Jumat Bersih itu bagian dari rangkaian kegiatan pembentukan karakter para siswa. Saya lihat dari jarak sekitar 20–30 meter, ada asap rokok di tangan anak itu. Saya panggil dengan suara agak keras, karena jaraknya cukup jauh. Anak itu langsung lari,” kata Dini, dikutip dari Kompas.com, Selasa (14/10/2025).

Dini kemudian menegur siswa tersebut, namun kecewa karena sang siswa tidak mengakui perbuatannya.

Ia pun tak menampik telah menampar ILP. Namun, menurutnya, tamparan yang diberikan pun hanya pelan karena emosi siswanya telah berbohong.

“Saya kecewa bukan karena dia merokok, tapi karena tidak jujur. Saya spontan menegur dengan keras, bahkan sempat memukul pelan karena menahan emosi. Tapi saya tegaskan, tidak ada pemukulan keras,” katanya.

Dini juga membantah tudingan bahwa dirinya menendang siswa tersebut.

“Saya tidak menendang. Hanya menepuk bagian punggung, itu pun karena emosi spontan. Tidak ada luka atau bekas apa pun,” jelasnya.

Ia mengatakan, pihak sekolah selama ini berupaya membentuk karakter siswa dan menjaga disiplin di lingkungan sekolah, termasuk melarang penjualan rokok di sekitar area belajar.

“Kami sudah pernah mengingatkan pemilik warung agar tidak menjual rokok. Bahkan kami buat kesepakatan, kalau masih ketahuan, kantinnya akan kami tutup sementara,” ujarnya.

Kasus dugaan kekerasan ini memicu gelombang protes besar dari para siswa SMAN 1 Cimarga. Pada Senin (13/10/2025), sebanyak 630 siswa dari 19 kelas dilaporkan tidak masuk sekolah sebagai bentuk solidaritas terhadap korban.

“Semuanya sekitar 630 murid. Kita sudah koordinasi dengan Wakasek agar KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) tetap kondusif, tapi ternyata anak-anak punya cerita sendiri,” kata Dini.

Aksi mogok tersebut juga diwarnai dengan kemunculan spanduk berisi tuntutan agar kepala sekolah dilengserkan. Dalam foto yang beredar di media sosial, tampak tulisan “Kami tidak akan sekolah sebelum kepsek dilengserkan”.

Spanduk itu kini telah dicopot oleh pihak sekolah. Meski begitu, Dini mengaku sudah berkoordinasi dengan Komite Sekolah dan berupaya menjaga suasana tetap kondusif.

“Kemarin juga saya koordinasi dengan Wakasek. Tolong share di grup, agar KBM tetap dijaga kondusif,” ujarnya.

Ia pun menduga aksi mogok tersebut tidak sepenuhnya murni dari inisiatif siswa.

“Siswa memilih untuk tidak masuk sekolah. Saya sih enggak mau apriori, tetapi saya dapat bocoran-bocoran, ada yang beking di belakang ini,” pungkasnya.

HT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  9  =  13