Channel9.id-Jakarta. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mendukung rencana Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas untuk mencegah populisme Islam berkembang di Indonesia.
Wasekjen PBNU Masduki Baidlowi menyarankan Yaqut bisa mencegah populisme Islam dimulai dengan pendidikan. Ketua Umum GP Ansor itu bisa mengerahkan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam dan Direktorat Bimbingan Masyarakat Islam di Kementerian Agama untuk melakukannya.
“Bagaimana membangun bangsa yang demokratis lewat pendidikan. Itu saya kira paham inklusif, tidak gampang menyalahkan orang lain bahwa kita hidup dalam perbedaan,” kata Masduki, Senin (28/12) dilansir CNNIndonesia.
Wakil Sekretaris Jenderal PBNU Masduki Baidlowi menjelaskan bahwa populisme Islam yang dimaksud Yaqut adalah politik identitas berbasis agama. Hal itu, berbahaya bagi kelangsungan demokrasi.
“Oh iya (PBNU mendukung). Jangan sampai politik Indonesia yang masih berkembang sebagai politik demokratis secara prosedural, berkutat pada isu-isu yang justru akan menghancurkan sistem demokrasi itu sendiri,” tuturnya.
Masduki berpendapat dalam demokrasi, pemimpin dilihat dari keberhasilan melaksanakan aspirasi rakyat. Tidak boleh ada politik yang mengedepankan latar belakang suku, agama, maupun ras seseorang.
Ia bilang, demokrasi harus diarahkan sesuai tujuan negara dalam konstitusi. Masduki menegaskan politik identitas atau populisme Islam tidak boleh membelokkan arah demokrasi Indonesia.
“Karena negara ini didirikan tidak atas nama minoritas dan mayoritas. Jadi di siapapun keluarganya, sukunya, agamanya, sama di depan hukum,” ujarnya.
Sebelumnya, Menag Yaqut mengatakan ingin mencegah populisme Islam berkembang di Indonesia. Ia menyebut ada pihak-pihak yang menjadikan pihak yang berbeda sebagai musuh.
IG