Channel9.id-Jakarta. Seluruh bioskop Cinemaxx di Indonesia resmi berganti nama menjadi Cinepolis sejak Rabu (4/12) kemarin.
Nama berganti lantaran Cinepolis memiliki mayoritas saham, setelah sebelumnya sebagian saham dimiliki Lippo Group.
Managing Director of Asia and Middle East Cinepolis, Javier Sotomayor, mengatakan terdapat empat alasan perusahaan yang ia naungi berinvestasi di Indonesia. Alasan pertama adalah populasi penduduk Indonesia padat.
“Indonesia sangat menarik, negara keempat dengan populasi terbanyak dengan sekitar 260 juta penduduk,” ujar Javier saat jumpa media di kawasan Pejaten, Jakarta Selatan, Rabu (4/12).
Alasan kedua perusahaan asal Meksiko itu berinvestasi adalah banyak penduduk anak muda. Menurut Javier, hal itu sesuai dengan tujuan Cinepolis yang menyasar anak-anak muda.
Alasan ketiga, jumlah layar lebar di Indonesia terbilang masih sedikit dibanding negara dengan industri film yang maju. Cinepolis melihat peluang untuk membuka bioskop baru agar layar semakin banyak.
“Alasan keempat adalah pemerintahan dan pertumbuhan ekonomi yang stabil. Pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5 persen dan kami yakin pertumbuhan itu akan berlanjut,” ujar Javier.
Sejak beroperasi pada 2014, sampai saat ini Cinemaxx yang sudah berganti nama menjadi Cinepolis memiliki 287 layar. Deputy CEO Cinepolis Pejaten Village, Anthony Sondakh mengatakan berencana menambah bioskop-bioskop baru nantinya.
“Ada empat lokasi lagi yang mau kami buka bioskop,” kata Anthony.
Berdasarkan penelusuran, Cinepolis membeli sebagian kecil saham Cinemaxx pada 2018 lalu. Kemudian pada pertengahan 2019 Cinepolis mengakuisisi Cinemaxx dengan menambah saham mencapai 40 persen.
Dalam kesempatan yang sama Executive Director Lippo Group, Brian Riady, tidak bersedia menjawab tentang berapa banyak saham yang dimiliki Cinepolis saat ini ketika ditanya awak media. Ia hanya menjelaskan kemungkinan besar saham Cinepolis akan bertambah, namun tidak akan dipublikasikan.
(LH)