Channel9.id-Jakarta. Sektor e-health berpotensi berkembang pesat di Indonesia. Selain itu, sektor ini juga diyakini bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi digital dalam negeri. Diketahui, kebutuhan akan sektor ini memang kian meroket di dua tahun belakangan, tepatnya sejak pandemi COVID-19 melanda.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate mengatakan bahwa valuasi sektor ekonomi digital di tahun 2021 diperkirakan bisa mencapai sekitar USD 70 miliar atau Rp 1.000 triliun. Di 2025, diproyeksikan tumbuh hingga USD 146 miliar atau Rp2.100 triliun.
“Sangat besar, termasuk di dalamnya electronic health, sehingga kita perlu melakukan pertemuan untuk mendapat masukan dari industri, agar kebijakan yang diambil itu memang berpihak pada pengembangan industri, termasuk industri e-Health, dalam rangka peningkatan pelayanan pada masyarakat,” kata Johnny melalui keterangan tertulisnya, Rabu (1/12).
Baca juga: Pemanfaat Teknologi Terkini Dorong Ekonomi Digital Indonesia
Diketahui, akhir 2020 lalu, Johnny menuturkan bahwa Indonesia memiliki 3.126 fasilitas layanan kesehatan, namun belum ada akses internet di sana. Adapun saat ini pemerintah tengah gencar menyediakan layanan fasilitas kesehatan di berbagai titik Indonesia. “Dalam waktu tiga bulan, sekitar Oktober, November, Desember, itu disediakan semuanya dengan memanfaatkan satelit,” sambungnya.
Di lain sisi, pemerintah juga menghadirkan aplikasi PeduliLindungi untuk membantu masyarakat melacak penyebaran COVID-19 hingga kebutuhan cetak sertifikat vaksin maupun aktivitas di luar rumah.
Untuk itu, Johnny mengajak pelaku industri e-health berkolaborasi dan memanfaatkan momentum Presidensi G20 Indonesia di 2022 nanti.
Ada sejumlah peluang yang bisa dimanfaatkan pelaku industri e-Health agar turut aktif. Misalnya memberi rekomendasi dan masukan terkait isu e-Health yang dibahas di Digital Economy Working Group G20 Tahun 2022, di mana pelaku industri bisa berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan. Kemudian mengeksplorasi secara aktif dalam kerja sama B2B antarnegara G20, dan menyediakan kustomisasi layanan isu e-health masing-masing, sesuai kebutuhan negara-negara G20 lainnya.
“Terlebih saat pandemi, layanan digital kesehatan telah membuka akses masyarakat semakin insklusif. Oleh karena itu, saya mengajak seluruh mitra sektor kesehatan untuk memperkuat kolaborasi dan sinergi,” tandasnya.
(LH)