Channel9.id-Ekuador. Pemerintah Ekuador menyebutkan kalau mereka sedang berusaha mengidentifikasi 68 jenazah yang meninggal dalam kekerasan di penjara Penitenciaria del Litoral, Senin (15/11/2021).
Sistem penjara Ekuador sedang menjadi pusat perhatian karena isu penuhnya penjara, kondisi para tahanan yang memprihatinkan, dan kekerasan yang pemerintah sebut dikarenakan adanya konflik antar geng di penjara.
Rumah tahanan tersebut berlokasi di kota Guayaquil, penjara yang sama dimana ada 119 tahanan yang tewas pada bulan September lalu dalam insiden paling berdarah dalam beberapa tahun akhir ini.
“Tiga puluh empat jenazah sudah berhasil diidentifikasi. Tim forensik terus bekerja dalam mengindentifikasi jenazah lainnya,” ujar pemerintah dalam pernyataannya dan menambahkan kalau para jenazah tersebut akan dikembalikan ke keluarganya masing-masing.
Selain itu ada 25 orang yang terluka.
Puluhan anggota keluarga berkumpul di luar kantor polisi pada hari Minggu untuk mencari informasi atau menunggu jenazah keluarganya.
“Negara harus bertanggung jawab atas pembantaian ini. Setiap hari, anak-anak dan saudara kami meninggal di penjara,” ujar Nestor Soriano, 56, yang saat itu sedang menunggu kabar anaknya. “Tidak ada jaminan keselamatan untuk anak saya. Mereka ingin mengembalikan dia di dalam kotak peti mati. Saya tak mau itu,” pungkasnya.
Pada bulan September, Lasso mendeklarasi 60 hari status darurat dalam sistem penjaranya, membebaskan pendanaan dari pemerintah dan mengizinkan adanya kehadiran militer yang terbatas.
Pemerintah mengungkapkan kalau mereka sudah bertemu dengan kelompok-kelompok HAM, Gereja Katolik dan staff PBB untuk “mengkoordinasi kerja sama dalam proses penahanan,”.
Lasso juga menyerukan Mahkamah Konstitusi untuk mengizinkan militer memasuki penjara daripada hanya berjaga-jaga dari luar. Mahkamah Konstitusi telah menuturkan kalau solusi dari krisis penjara ini membutuhkan tindakan yang lebih dari hanya tindakan darurat sementara.
(RAG)