Techno

Eropa Bakal Bikin Media Sosial Sendiri

Channel9.id-Jakarta. Jika Anda termasuk di antara kerumunan pekerja keras Twitter yang lebih dari sedikit kecewa tentang rencana miliarder Afrika Selatan tertentu untuk membeli jejaring sosial, Anda mungkin telah berbondong-bondong ke alternatif open-source-nya, Mastodon.

European Data Protection Supervisor (atau EDPS) mengumumkan bahwa pihaknya akan menguji coba server Mastodon—yakni alternatif open source UE—secara luas. Mastodon yang kemudian disebut sebagai EU Voice, merupakan platform bagi institusi dan agensi Eropa untuk berbicara dengan orang biasa.

Dilansir dari Gizmodo, EDPS mengatakan bahwa mereka juga menguji platform alternatif YouTube, Video UE, yang didasarkan pada platform sumber terbuka, PeerTube.

Bersama-sama, platform ini menjadi bagian dari apa yang dikenal sebagai “fediverse”—yaitu kumpulan alternatif sumber terbuka yang bebas digunakan untuk platform sosial modern yang kita kenal. Ini termasuk layanan seperti Pixelfed (pada dasarnya fediverse-Instagram), dan Funkwhale (the fediverse-Spotify), selain platform yang telah digunakan oleh UE.

Belum jelas apakah EDPS akan terjun ke platform tersebut. Hal yang pasti, langkah itu tak mengejutkan jika memang betulan diambil. Pejabat Eropa sempat bertengkar dengan perusahaan teknologi AS selama satu dekade terakhir ini. Aggota parlemen Eropa pun terus mengawasi praktik perusahaan yang buruk dalam mengahadapi persoalan privasi dan moderasi konten.

“Dengan peluncuran percontohan UE Voice dan Video UE, kami ingin menawarkan platform media sosial alternatif yang memprioritaskan individu dan hak mereka atas privasi dan perlindungan data,” ujar Wojciech Wiewiórowski, Pengawas Perlindungan Data Eropa.

“Tidak ada iklan di platform; dan tidak ada profil individu yang mungkin digunakan platform. Langkah-langkah ini, antara lain, memberi individu pilihan dan kendali atas bagaimana data pribadi mereka digunakan.”

Secara teori, semuanya terdengar hebat—bagaimanapun juga, Twitter menjadi tempat yang dipenuhi iklan, dan perusahaan induk YouTube, Google, kerap bermasalah soal privasi. Namun, agar sesuatu seperti EU Voice atau EU Video bisa diluncurkan, komisi perlu menggaet lebih dari satu juta ke platform alternatif lain. Saat ini, pendiri Mastodon Eugen Rochko melaporkan adanya puluhan ribu pengguna yang masuk ke berbagai platform alternatif tersebit, setelah Elon Musk dikabarkan mengontrol Twitter.

(LH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

69  +    =  71