Channel9.id-Surabaya. Mulai hari ini hingga empat hari kedepan hampir di seluruh wilayah di Jawa Timur akan mengalami fenomena kulminasi atau hari tanpa bayangan. Hal ini diungkapkan langsung oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Klas I Juanda.
Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Surabaya, Teguh Tri Susanto menuturkan, kulminasi merupakan fenomena biasa. Setiap tahun juga terjadi hari tanpa bayangan atau kulminasi.
Kulminasi ini saat posisi matahari tepat berada di atas kepala dan merupakan posisi terdekat. Teguh mengimbau, posisi matahari paling tinggi di atas langit akan tepat berasa di atas kepala pengamat.
“Akibatnya, bayangan benda tegak akan terlihat seperti menghilang, karena bertumpuk dengan benda itu sendiri. Karena itu, hari kulminasi utama dikenal juga sebagai hari tanpa bayangan,” kata Teguh, di Surabaya, Minggu (10/10/21).
Teguh juga memaparkan terkait dampak dari fenomena hari tanpa bayangan, suhu udara di Jatim relatif panas pada siang hari. Tak hanya itu, Teguh menambahkan, suhu udara akan terasa relatif lebih panas hingga beberapa hari setelah kulminasi.
Oleh karena itu, perlu diwaspadai potensi peningkatan suhu sekitar 0,5-1 derajat celsius dari normalnya yang berpotensi menyebabkan dehidrasi.
“Kelembapan udara juga diprakirakan akan menurun, maka dari itu tetap menjaga kondisi dengan asupan air yang cukup bagi tubuh,” tutur dia.
Berdasarkan data BMKG Klas I Juanda, kulminasi ini akan terjadi secara bergilir di wilayah Jatim. Seperti pada hari ini fenomena kulminasi terjadi di Tuban.
Lalu besok (11/10), fenomena ini akan terjadi di Madura, Gresik, Lamongan dan Bojonegoro.
Kota Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan hingga Mojokerto baru kebagian hari tanpa bayangan pada Selasa (12/10). Selanjutnya, fenomena ini bergeser di Malang, Kediri, Magetan hingga Situbondo pada Rabu (13/10).
Terakhir pada Kamis (14/10), fenomena hari tanpa bayangan akan berlangsung di Trenggalek, Banyuwangi, Jember, Lumajang, Blitar sampai Pacitan.