Channel9.id-Italia. The Group of 20 (G20) bertekad untuk mengatasi krisis kemanusiaan di Afghanistan walaupun harus berkoordinasi dengan Taliban, ujar Perdana Menteri Italia Mario Draghi pada hari Selasa setelah negaranya menjadi tuan rumah pertemuan virtual tersebut, Rabu (13/10/2021).
Sejak Taliban menguasai Afghanistan pada tanggal 15 Agustus, ekonomi negara yang sudah mengalami kesulitan karena perang berkepanjangan itu kian menurun, memicu adanya migrasi besar-besaran.
“Harus ada penyatuan suara dan pandangan dalam mengatasi krisis kemanusiaan disana,” ujar Draghi kepada para wartawan setelah pertemuan virtual tersebut selesai.
Presiden Amerika Joe Biden, Perdana Menteri India Narendra Modi dan pemimpin-pemimpin negara Eropa turut hadir dalam pertemuan virtual tersebut. Namun Presiden Cina Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin tidak menghadiri pertemuan tersebut, hal ini mensugestikan adanya perbedaan pendapat dan pandangan dalam mengatasi isu tersebut.
Draghi mengatakan kalau tidak hadirnya kedua pemimpin negara adidaya tersebut tidak mengurangi rasa pentingnya mengadakan pertemuan G20 itu.
“Ini adalah respon multilateral pertama terhadap krisis Afghanistan … multilateralisme sudah kembali lagi, walau dengan beberapa rintangan,” ujar Draghi.
Seluruh peserta pertemuan G20 sepakat untuk menangani krisis di Afghanistan dimana bank-bank sudah kehabisan uang, pegawai negeri tidak digaji dan harga makanan meroket yang membuat banyak warga disana kelaparan.
Usaha bantuan tersebut nantinya akan dikumpulkan dan dikirim oleh PBB. Namun nantinya juga tetap akan ada bantuan antar negara, walaupun ada penolakan dari kebanyakan negara yang tidak mau adanya pengakuan formal terhadap pemerintahan Taliban.
“Sulit sekali untuk membantu warga Afghanistan tanpa melibatkan Taliban … walaupun begitu, itu tidak berarti kita mengakui mereka,” ucap Draghi.
Ia menuturkan kalau Taliban akan dinilai dari aksinya, bukan kata-katanya, terutama di persoalan HAM dan perlakuannya terhadap kaum wanita.
“Saat ini kami masih belum melihat adanya perkembangan dari Taliban,” tutur Draghi.
(RAG)