Lifestyle & Sport

Gandrungi K-Pop Mejadi Satu-Satunya Hobi, ‘Sasaeng’ Muncul

Channel9.id-Jakarta. Dalam bahasa Korea, Sasaeng artinya ‘kehidupan pribadi’. Dalam dunia hiburan Korea Selatan, kata ini disandang oleh seorang penggemar yang menyukai idolanya secara obsesif, bahkan menguntit serta melewati privasi si idola, sehingga membuat si idola merasa terancam.

Melansir Korea Times, profesor psikologi Kwak Keum-joo mengatakan bahwa orang-orang, terutama remaja, di Korea tak memiliki banyak kesempatan untuk menikmati aktivitas budaya.

“Saya percaya hal ini menjadi satu dari faktor krusial yang melahirkan banyak ‘sasaeng’,” tuturnya.

Kwak menjelaskan, kebanyakan dari mereka lebih memilih menghabiskan waktunya dengan menonton televisi dan mendengarkan K-pop, ketimbang aktivitas lainnya. Tak heran bila mereka menjadi terobsesi dengan hobi satu-satunya, bahkan hingga mengusik si idola.

Selain itu, lanjut dia, media terlalu fokus pada hallyu–atau gelombang budaya pop Korea–belakangan ini. Tak heran bila dampaknya membuat orang tak bisa mengapresiasi keberagaman.

“Hallyu adalah kebanggaan nasional yang ditekankan saat ini, tapi itu juga membuat ‘sasaeng’ dan obsesi merajalela, yang menurut saya adalah efek negatif dari demam K-pop,” ungkap Kwak.

Ada “sasaeng” yang mengejar si idola seharian, ada pula yang menunggu di depan rumahnya. Para penggemar semacam ini telah ada sejak 1990-an, saat masa awal Hallyu.

Kwak menjelaskan perilaku sasaeng cenderung ingin memperlihatkan diri pada sang idola daripada delusi. “Bahkan di antara para penggemar, ada kompetisi untuk tampil mencolok dan mendapat perhatian dari idola. Mereka ingin menunjukkan bahwa mereka ‘berbeda’,” kata Kwak.

Sasaeng biasanya memiliki banyak informasi tentang idolanya. Namun, sasaeng cenderung tidak akan membocorkan informasi tersebut, karena mereka tak mau merusak karir idola yang dicintainya.

Mengenai hal ini, tetap saja manajemen agensi khawatir bila mereka membocorkan hal-hal sensitif.

Membawa persoalan ini ke ranah hukum dinilai bukan solusi terbaik. Misalnya, salah satu kesalahan umum yang dilakukan oleh sasaeng, yaitu menguntit, dianggap sebagai pelanggaran ringan di Korea Selatan dengan denda hanya 100.000 won (sekitar Rp 1,1 juta).

Lebih kauh, Kwak berpesan agar selebritas lebih tegas dan bersuara, bila ingin melakukan perubahan. Khusunya perihal batasan dengan penggemar.

“Mereka tidak boleh menerima apa pun yang diberi penggemar, entah itu kado atau perhatian, tapi memberi panduan pembatasan resmi,” jelasnya.

Sementara itu, bagaimana dengan selebritas di Indonesia dan penggemarnya?

(LH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  84  =  94