Channel9.id – Jakarta. Pengurus Besar Nadhatul Ulama (PBNU) mengumumkan posisi tegas sebagai non-kompetitor dalam pemilu 2024.
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf menyampaikan batasan tindakan atau ucapan berbau politis bagi pengurus NU. Hal ini ia sampaikan dalam konferensi pers persiapan Munas dan Konbes NU pada Jumat (15/09/2023).
Ia menegaskan bahwa NU tidak dapat menjadi competitor dalam kontestasi politik yang berlangsung di pemilu.
“Ini punya konsekuensi. Artikulasi yang mungkin akan dibuat oleh, baik Lembaga PBNU maupun personal-personel pengurusnya. Tentu, NU tidak bisa lalu puasa bicara sampai bulan Maret. Waktu-waktu yang punya gagasan untuk disampaikan atau harus menanggapi pertanyaan dari teman-teman jurnalis,” tuturnya.
Ketum PBNU yang biasa diasapa Gus Yahya ini menyebut bahwa pihaknya telah sepakati parameter. Ia tekankan bahwa personel NU tidak boleh menggunakan nama organisasi tanpa melalui rapat atau musyawarah.
“Kami sepakati sejumlah parameter terkait hal ini. Pertama boleh saja personel membuat artikulasi publik walaupun terkait dinamika politk tapi tidak boleh mengatasnamakan lembaga. Karena jika atas nama lembaga harus hasil rapat atau permusyarawatan,” tuturnya.
Sedangkan penuturan personel tanpa melalui proses ini, ia sebut sebagai opini pribadi. Kendati demikian opini pribadi ini masih harus tunduk pada norma NU.
“Walaupun opini pribadi, kami sepakati untuk tidak menempati diri sebagai kompetitor. Yang lalu-lalu ada bocor sedikit. Tapi kesepakatan kita, ya udah kita maafkan tapi jangan diulang lagi. Kedepan ini tidak boleh menempatkan diri,” tegas Gus Yahya.
“Tidak boleh menyimpang dari koridor norma dan haluan NU. Tidak boleh pengurus bilang tahlilan itu haram, karena tidak sesuai dengan haluan,” pungkasnya.
Baca juga: PBNU Siap Gelar Munas.dan Konbes NU pada 18-20 September 2023
Baca juga: Gus Yahya: Parpol Tidak Boleh Eksploitasi NU untuk Politik
BHR