Channel9.id-Mojokerto. Hari ini Tim antropologi Universitas Airlangga, Surabaya, mengambil temuan kerangka manusia dari Situs Kumitir, Mojokerto, untuk penelitian. Hasil penelitian ini akan bermanfaat untuk memperkuat konteks dan narasi dari program ekskavasi Situs Kumitir oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur.
Ekskavasi tahap ketiga di Situs Kumitir digelar selama satu bulan. Yakni 1-30 Maret 2021. Penggalian arkeologi salah satunya difokuskan di area sebelah barat tempat pemakaman umum Dusun Bendo, Desa Kumitir.
Di titik inilah tim ekskavasi menemukan kerangka manusia. Di sini juga telah ditemukan fragmen bata bergores, batu putih bergores bentuk bintang segi enam, bata segi delapan, kerangka manusia, dan repihan atau serpihan tinggalan yakni pecahan genting, ukel (hiasan atau bangunan), gerabah, dan keramik
“Serpihan tulang manusia kami temukan saat kami mengangkat tanah di kedalaman 60 cm. Kemudian di bawah tumpukan bebatuan kami menemukan tulang yang diketahui tulang kaki di bawah bongkahan batu,” kata Arkeolog BPCB Jatim Wicaksono Dwi Nugroho di lokasi ekskavasi, Selasa (16/3/21).
Pakar Antropologi Forensik dari Unair Surabaya Toetik Koesbardiati datang ke Situs Kumitir untuk meneliti kerangka manusia tersebut pada Selasa (9/3). Saat itu, Toetik bersama timnya mengambil sampel bagian tulang telinga dan bagian tulang tangan manusia.
“Setidaknya ada dua individu yang berhasil diidentifikasi Antropologi Forensik Unair dari serpihan tulang yang kami temukan,” terang Wicaksono.
Selain itu, lanjut Wicaksono, Tim Antropologi Unair juga menemukan kerangka manusia yang relatif lebih utuh di titik yang sama. Yaitu persis di sebelah utara serpihan tulang yang ditemukan pertama kali.
“Pada 9 Maret kemarin, Antropologi Forensik dari Unair datang ke Situs Kumitir untuk melakukan identifikasi. Kami membongkar tumpukan bebatuan. Di bawah itu kami temukan kerangka individu utuh dari tengkorak sampai kaki,” jelas Wicaksono.
Penelitian oleh tim Unair nantinya diharapkan dapat memastikan jumlah individu, jenis kelamin, usia, dan masa kehidupannya. Untuk diketahui, lokasi ekskavasi yang dibagi menjadi Sektor A, B, C berada di sisi barat bersebelahan dengan Makam Dusun Bendo, Desa Kumitir. Ketiga sektor itu juga merupakan bagian dari pekuburan kurun 1960-1980. Selepas 1980, pekuburan bergeser ke sisi timur.
”Penelitian diharapkan memastikan apakah kerangka itu satu konteks dengan Situs Kumitir atau tidak. Jika misalnya merupakan individu dari masa 1960 berarti tidak terkait dengan narasi Situs Kumitir yang diduga merupakan kompleks istana Bhre Wengker,” kata Wicaksono.
Namun, jika ternyata berasal dari era Majapahit abad ke-13 atau abad ke-14, keberadaan kerangka itu akan menjadi penting dalam menyusun keping narasi Situs Kumitir.