Channel9.id-Jakrta. Aksi peretas Bjorka telah menghebohkan Indonesia. Bjorka melakukan doxing kepada sejumlah figur publik, termasuk Menteri Kominfo Johnny G Plate, Dirjen Aptika Kominfo Semuel Abrijani, Menteri BUMN Erick Thohir, Ketua DPR RI Puan Maharani, hingga pegiat media sosial Denny Siregar. Bjorka juga mengungkapkan dalang pembunuhan Munir dan melakukan doxing terhadap dalang kasus tersebut.
Diketahui, selama ini Bjorka berkomunikasi dengan netizen melalui forum breached.to, Twitter, dan Telegram. Saat ini komunikasi dilakukan di Telegram, setelah Twitter-nya ditangguhkan. Nah, para pengikut akun Bjorka bisa melihat foto data pribadi para figur publik, mulai dari nomor telepon, alamat, hingga ID vaksin.
Founder Drone Emprit dan Media Kernels Indonesia, Ismail Fahmi, mengingatkan warga net Indonesia agar tak lantas ikut menyebarluaskan data tersebut.
“Netizen harus hati-hati dan kenal dengan UU ITE. Jangan ikutan spill data,” tandas Ismail Fahmi, belum lama ini.
Ismail menjelaskan bahwa data yang disebarkan oleh Bjorka adalah data pribadi. Jika warga net ikut menyebarkannya, maka bisa dijerat dengan UU ITE. “Itu sudah salah karena penyebaran transmisi elektronik,” sambungnya.
Lebih lanjut, Ismail meminta warga net agar tetap kritis. Ia menambahkan bahwa berbagai informasi yang disebarkan oleh Bjorka sebenarnya informasi lama yang sudah banyak diketahui. Menurutnya, pakar keamanan siber juga sudah tahu. Hanya saja, mereka tidak koar-koar di media sosial seperti Bjorka. Mereka paham ada UU ITE dan fokus untuk menutup kebocoran data tersebut.
“Harus kritis kepada siapa pun yang mengaku ahli membocorkan data,” kata Ismail.
Diketahui, sebelumnya Bjorka mengaku telah mengantongi 26 juta history browsing pelanggan IndiHome, meretas dan menjual 1,3 miliar data registrasi kartu SIM prabayar asal Indonesia, serta mengklaim membocorkan dokumen rahasia Presiden RI. Terbaru, ia mengancam akan meretas Pertamina.